Lupeol merupakan triterpenoid pentasiklik dengan hidrogen pada posisi 3?
disubstitusi oleh gugus hidroksi. Senyawa ini dilaporkan aktif secara farmakologis
salah satunya sebagai antikanker dan terdapat dalam berbagai spesies tanaman.
Beberapa penelitian in vitro senyawa turunan lupeol terkait antikanker telah
dilakukan sebelumnya namun hanya spesifik terhadap jenis kanker tertentu dan
beberapa turunan tertentu dan belum ada kajian molekuler terkait aktivitas tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan farmakofor dan mengkaji
potensi senyawa turunan lupeol sebagai antikanker. Struktur 3D reseptor diperoleh
dari laman Protein Data Bank (PDB) dengan kode 3ert (kanker payudara), 1xkk
(kanker payudara), 3ruk (kanker prostat), 2xp2 (kanker paru), 1uwh (kanker kulit),
dan 5i96 (kanker darah). Sebanyak tiga puluh lima senyawa turunan lupeol
dimodelkan secara 3D menggunakan perangkat lunak Avogadro 1.2.0 dan
dilakukan optimasi geometri dengan metode DFT (B3LYP/6-31G) menggunakan
perangkat lunak Gaussian 09. Studi interaksi dilakukan dengan simulasi docking
dan dinamika molekul menggunakan perangkat lunak AutoDock 4.2 dan Gromacs
5.1. Berdasarkan hasil simulasi docking, dipilih tiga senyawa terbaik pada tiap
target untuk dikaji lebih lanjut dengan simulasi dinamika molekul. Hasil simulasi
dinamika molekul menunjukkan bahwa semua senyawa berikatan di kantung
pengikatan yang sama dengan senyawa pembanding serta stabil selama waktu
simulasi (50ns). Berdasarkan analisis hasil simulasi dinamika molekul didapatkan
hasil, bahwa senyawa uji L17; L9; L4 (3ruk) serta senyawa uji L29; L7 (2xp2)
memiliki nilai energi bebas ikatan yang lebih negatif dari senyawa pembandingnya
masing-masing. Senyawa-senyawa uji ini berinteraksi dengan memanfaatkan
substituen pada bagian C3 (membentuk ikatan hidrogen) dan struktur hidrofobik
dari scaffold triterpen (membentuk interaksi hidrofobik). Berdasarkan hasil ini,
senyawa uji dari L17; L9; L4 dengan target kanker prostat dan L29; L7 dengan
target kanker paru, memiliki potensi untuk diteliti lebih lanjut aktivitasnya kepada
masing-masing target kankernya.