digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Senyawa kationik porfirin merupakan turunan porfirin yang potensial sebagai senyawa antikanker karena kemampuannya terakumulasi dalam sel kanker dan dapat berinteraksi dengan kuat dengan DNA melalui berbagai jenis mode interaksi. Senyawa kompleks logam emas dengan senyawa organik telah terbukti memiliki aktivitas sitotoksik sehingga be?potensi sebagai senyawa antikanker. Tujuan penelitian ini adalah melakukan desain dan studi secara in silic?senyawa kationik porfirin dengan substituen piridin, pirazol, dan imida 01 pada posisi meso, yang dikonjugasi dengan senyawa akridin menghasilkan senyawa hibrid porfirinakridin (P-A), serta mengembangkan senyawa kompleksnya dengan ion logam emas sebagai logam inti molekul porfirin (Au-porfirin). Pengembangan tersebut dilakukan dengan mempelajari interaksi senyawa P-A dengan DNA dupleks, dan reseptor kanker peroksiredoksin dan vascular endothelial growth factor receptor 2 (VEGFR-2). Penelitian ini dilakukan secara in silico, untuk mendapatkan model senyawa P-A dan kompleks Au-porfirin yang berinteraksi dengan baik dengan DNA dupleks, peroksiredoksin, dan VEGFR-2. Tahap pertama yang dilakukan adalah studi teori kerapatan fungsional (DFT) untuk menentukan sifat elektronik dan deskriptor reaktivitas global senyawa P-A. Kedua, dilakukan analisis interaksi senyawa P-A dengan DNA dupleks, peroksiredoksin, dan VEGFR-2 melalui studi docking molekuler. Terakhir, analisis lanjut terhadap interaksi tersebut dilakukan dengan simulasi dinamika molekuler (MD). Hasil studi DFT menunjukkan bahwa senyawa H2P-AC, bis-H2PyP-AC, bis-H21mP-AC; dan tris-H2PyP-AC memiliki parameter reaktivitas yang baik terhadap ion logarn Au3+. Senyawa H2P-AC memberikan afinitas terbaik terhadap DNA dupleks ketika berikatan di minor groove, sedangkan bis-H2PyP-AC memberikan afinitas terbaik ketika berinteraksi secara interkalasi. Interaksi senyawa porfirin-akrid?n terhadap peroksiredoksin menunjukkan afinitas yang lebih baik dibandingkan dengan ligan alami dan senyawa pembanding, dengan energi bebas ikatan paling negatif dimiliki oleh senyawa H2P-AC. Sedangkan, semua senyawa porfirin-akridin memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap VEGFR-2 dibandingkan dengan peroksiredoksin. Hasil simulasi MD menunjukkan bahwa semua interaksi senyawa P-A terhadap DNA dupleks cukup stabil. Telah didesain senyawa hibrid porfirin-akridin secara in silico yang memiliki reaktivitas tinggi terhadap ion logam Au3+, afinitas yang baik serta interaksi yang stabil terhadap DNA, peroksiredoksin, dan VEGFR-2.