digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

COVER Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 1 Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 2 Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 3 Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 4 Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

BAB 5 Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

PUSTAKA Zulfahmi
PUBLIC Open In Flip Book Yati Rochayati

Telah dilakukan pengukuran laju dosis radiasi alami di dua wilayah, yaitu wilayah Jawa Barat bagian tengah-timur dan wilayah Kabupaten Mamuju Sulawesi Selatan. Lokasi pengukuran umumnya dilakukan di jalan penghubung antar desa maupun kota serta ditambah beberapa lokasi untuk memperoleh peta sebaran laju dosis. Pengukuran laju dosis radiasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur laju dosis Surveymeter Ludlum Model 19 Seri 8 yang dapat mengukur radiasi gamma (?). Posisi titik lokasi pengukuran direkam sebagai data koordinat titik pengukuran menggunakan GPX Garmin Etrex 10. Total titik pengukuran di dua wilayah tersebut sebanyak 283 titik dengan masing-masing di Jawa barat 103 titik dan Mamuju 180 titik. Hasil pengukuran menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dari dua wilayah yang diukur tersebut, untuk wilayah bagian Jawa Barat meliputi sembilan kabupaten, diperoleh bahwa rata-rata laju dosis yang terukur yaitu 0,0265± 0,0050 ?Sv/Jam. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Mamuju meliputi dua kelurahan dan enam desa, diperolah rata-rata laju dosis radiasi 0,2853± 0,0125 ?Sv/Jam. Rata-rata laju dosis Jawa Barat bagian tengah-timur masih berada dibawah laju dosis radiasi rata-rata dunia yang bernilai 2,4 mSv/tahun dengan nilai laju dosis Jawa Barat bagian tengah-timur 0,2323±0,0044 mSv/tahun sedangkan laju dosis radiasi rata-rata Kab. Mamuju lebih tinggi dari laju dosis rata-rata dunia, Nilai nilai laju dosis radiasi rata-rata Kab. Mamuju 2,500 ± 0,1095 mSv/tahun. Data-data dari dua wilayah ini diolah dengan menggunakan aplikasi Surfer 13 sehingga diperoleh peta kontur laju dosis di masing-masing wilayah.