COVER Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Bunga Ayu Salsabila
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Seiring perkembangan zaman, kesadaran manusia akan kesehatan semakin
meningkat sehingga mendorong perkembangan pasar suplemen makanan terutama
suplemen nabati. Asam lemak, seperti omega 3 dan 6 merupakan senyawa yang
esensial bagi manusia dan umum dikonsumsi sebagai suplemen. Ditemukan bahwa
bryophyta, sebagai kelompok tanaman terbesar ke dua setelah angiosperma
mengandung senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen. Salah satu
jenis lumut daun yang dapat ditemukan di Indonesia adalah Taxithelium kerianum.
Untuk meningkatkan perolehan asam lemak pada kultur, dilakukan elisitasi dengan
metil jasmonat (MeJa) pada konsentrasi 100 ?M. Pengambilan sampel dilakukan
setiap satu minggu sekali hingga hari ke 35 untuk menentukan kurva pertumbuhan
dan pengambilan sampel untuk analisis kualitatif ekstrak dilakukan pada hari ke 21.
Ekstraksi lipid dari kultur dilakukan dengan metode Soxhlet dan selanjutnya
dianalisis menggunakan GC-MS untuk memperoleh profil asam lemak dan
konsentarasinya. Laju pertumbuhan dan doubling time kultur T. kerianum dengan
penambahan metil jasmonat lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan
kultur tanpa elisitasi yaitu berturut-turut sebesar 0,00642 gram/hari dan 106 hari
untuk kultur dengan elisitasi serta 0,01385 gram/hari dan 50 hari untuk kultur
kontrol. Penurunan laju pertumbuhan diiringi dengan peningkatan perolean asam
lemak. Perolehan asam lemak sebesar 15,7 mg/g pada kultur kontrol dan 30,8 mg/g
berat kering pada kultur dengan elisitasi MeJa. Asam lemak utama yang ditemukan
adalah asam oleat yang menyusun 42% dari keseluruhan asam lemak pada kultur
dengan elisitasi MeJa dan 49% pada kultur kontrol. Asam lemak yang mengalami
peningkatan pesat setelah kultur diberi elisitasi MeJa adalah metil palmitat yang
pada awalnya hanya menyusun 5% dari keseluruhan asam lemak menjadi 22%.