digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Resistensi penggunaan kayu sebagai tiang pancang dalam pondasi apung pada konstruksi human di daerah rawa, perlu ditinjau guna menghadapi kondisi kemarau yang berkepanjangan. Dalam hal ini, asumsi kondisi tanah jenuh air yang digunakan sebelumnya untuk menahan beban konstruksi, harus disesuaikan mengikuti konsep penurunan seketika pada kondisi tanah tak jenuh air. Tulisan ini mendeskripsikan resiko amblesan yang muncul akibat turunnya muka air tanah dalam zona permukiman rawa. Penyesuatan teori konsolidasi terhadap laju penurunan muka air tanah dilakukan dengan memanfaatkan data hidrogeologi dengan media tanah lempung kepasiran. Hasil studi menunjukkan bahwa resiko amblesan pada konstruksi hunian relatif aman terhadap penggunaan konstruksi apung yang menggunakan kayu galam.