Konstruksi merupakan salah satu sektor penyumbang produk domestic bruto di
Indonesia. Sektor konstruksi berada pada posisi terbesar ke-5 sebagai penyumbang
PDB Indonesia. Terdapat banyak jumlah pemain dalam industri ini baik dari
BUMN maupun swasta. Saat ini pemerintah melalui Kementerian BUMN memiliki
7 perusahaan yang bergerak pada sektor konstruksi.
Pemerintah berencana melakukan penggabungan perusahaan untuk mengurangi
jumlah perusahaan yang dikelola dari semula 7 perusahaan menjadi 3 perusahaan
saja. Salah satu perusahaan yang akan digabungkan adalah PT. Pembangunan
Perumahan dan PT. Wijaya Karya. Langkah penggabungan ini dilakukan
bertujuan untuk menyehatkan kondisi keuangan perusahaan dan memfokuskan
perusahaan pada core bisnisnya.
Dengan menggunakan metode kualitatif dan data sekunder yang diperoleh melalui
laporan keuangan, laporan tahunan, dan sumber lainnya, penelitian dimulai
dengan melakukan konsolidasi laporan keuangan kedua perusahaan. Langkah ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah asset serta beban yang harus ditanggung
perusahaan nantinya.Berdasarkan strategi korporasi perusaahaan berada di tahap
pengurangan.
Kemudian penulis melakukan langkah restrukturisasi dengan menggunakan
hexagonal restruring framework. Langkah restrukturisasi ini digunakan karena
perusahaan menghadapi tantangan dengan jumlah pinjaman jangka pendek yang
besar serta berada dalam posisi yang rugi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan proyeksi keuangan setelah dilakukan
restrukturisasi. Dengan dilakukannya restrukturisasi akan mengurangi beban
operasional perusahaan pasca pelepasan anak perusahaan, dan pelunasan
pinjaman jangka pendek akan memperkecil angsuran pinjaman yang harus
dibayarkan perusahaan setiap tahunnya. Proyeksi ini menunjukkan perusahaan
akan mampu membalikkan keadaan dari sebelumnya rugi menjadi memperoleh
keuntungan setiap tahunnya.