Tesis ini mengeksplorasi dampak pinjaman afiliasi terkait terhadap kesehatan bank di industri
perbankan Indonesia dari tahun 2013 hingga 2022, dengan fokus pada dua periode analisis:
periode sebelum krisis dan saat COVID-19 pandemi. Sektor perbankan Indonesia, yang
merupakan sektor penting bagi stabilitas dan pertumbuhan keuangan negara, dimana pinjaman
menyumbang lebih dari 50% aset perbankan dan sebagai sumber pendanaan utama,
memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi, sehingga pemahaman mengenai
kesehatan sektor ini menjadi sangat penting. Pinjaman afiliasi yang merupakan praktik umum
di mana bank memberikan pinjaman kepada entitas yang sudah mempunyai hubungan dengan
mereka, diteliti dalam dua kerangka teoritis: ‘information view’ dan ‘looting view’. Information
view menunjukkan bahwa pinjaman afiliasi dapat meningkatkan profitabilitas bank karena
simetri informasi yang lebih baik antara bank dan peminjam. Sebaliknya, looting view
memberikan tantangan terhadap praktik pemberian pinjaman karena hal ini dapat
mengakibatkan dampak buruk, terutama akibat kesalahan alokasi sumber daya dan
pengutamaan kepentingan pribadi. Studi ini mengkaji perspektif yang kontras ini untuk menilai
dampaknya terhadap profitabilitas bank, yang diukur dengan return on assets (ROA) dan net
interest margin (NIM), serta risiko bank, yang ditunjukkan dengan Z-score dan non-Performing
loan (NPL). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis regresi data dari 32
bank publik di Indonesia, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh pinjaman afiliasi
terhadap kesehatan perbankan dalam berbagai konteks ekonomi.
Hasil investigasi ini mengungkapkan adanya keterkaitan yang kompleks antara praktik
pemberian pinjaman dan kesehatan bank secara keseluruhan, khususnya selama periode
tekanan ekonomi. Selain itu, pandemi COVID-19 mempunyai dampak yang besar terhadap
sektor perbankan Indonesia, dan secara signifikan mengubah lanskap praktik pemberian
pinjaman. Analisis ini menyoroti dampak negatif yang signifikan dari pinjaman afiliasi terkait
terhadap NIM dan Z-score, yang mengindikasikan penurunan profitabilitas dan peningkatan
risiko secara keseluruhan. Studi ini tidak hanya menyoroti konteks spesifik industri perbankan
Indonesia namun juga memberikan kontribusi signifikan terhadap wacana yang lebih luas
mengenai praktik pemberian pinjaman perbankan. Temuan ini memberikan wawasan berharga
bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, serta sektor perbankan, dengan
menekankan perlunya kerangka peraturan yang ketat dan evaluasi menyeluruh terhadap proses
pinjaman, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi. Tesis ini lebih lanjut menawarkan
referensi dasar untuk penyelidikan masa depan terhadap praktik pinjaman perbankan dan
implikasinya terhadap stabilitas keuangan di pasar negara berkembang.