Kinerja tinggi berupa kuat tekan dan durabilitas tinggi yang dimiliki material RPC
berimplikasi pada buruknya daktilitas RPC itu sendiri, namun masalah tersebut
dapat diperbaiki dengan penambahan beberapa serat sekaligus seperti serat baja dan
serat sintetis seperti polyropylene yang kemudian dikenal dengan nama hybrid fiber
reactive powder concrete (HFRPC).
Investigasi perilaku histeretik struktur SBK eksterior bermaterial HFRPC di bagian
joint pada model 3D-finite element (FE) dilakukan dengan menggunakan software
komersil LS-DYNA melalui solusi analisis implicit-static. Concrete damage plastic
model (CDPM) dipilih sebagai material model beton. Respon monotonik dan siklik
uniaksial tekan dan tarik beton normal, efek kekangan penampang, efek penetrasi
regangan melalui mekanisme tulangan bond-slip, serta respon histeretik struktur
SBK eksterior dengan beton normal divalidasi terhadap hasil eksperimental.
Analisis pushover dilakukan untuk menyelidiki efek penetrasi regangan melalui
mekanisme tulangan bond-slip, akibat formulasi tulangan bond-slip yang terbatas
hanya pada respon monotonik. Struktur SBK eksterior yang akan divalidasi terdiri
dari dua model, yaitu SBK bermaterial normal concrete tanpa tulangan sengkang di
bagian joint (NC-JT-0) dan SBK dengan sengkang di bagian joint sesuai dengan
yang disyaratkan ACI-318 (NC-JT-1).
Hasil pushover model SBK eksterior dengan tulangan bond-slip dapat
meningkatkan akurasi dalam hal kekakuan dan prediksi beban maksimum terhadap
hasil eksperimental, namun secara umum analisis pushover gagal dalam
menangkap kurva backbone eksperimental. Respon histeretik model numerik
NC-JT-0 dan NC-JT-1 menunjukan prediksi yang baik dalam capaian gaya pada
setiap siklus pembebanan. Kekakuan awal hasil eksperimental tidak dapat
ditangkap dengan baik oleh model FE, dimana nilai galat rata-rata yang dihasilkan
untuk nilai kekakuan awal hingga drift 0.75% yaitu sebesar 40.3% untuk model
NC-JT-0 dan 46.1% untuk model NC-JT-1. Hasil energi disipasi kumulatif model
FE hingga beban drift 2.5% memiliki respon yang cukup baik terhadap hasil
eksperimen, namun setelah melewati beban drift tersebut, capaian energi disipasi
kumulatif menghasilkan galat yang semakin membesar seiiring bertambahnya beban drift. Adapun nilai galat yang dihasilkan pada akhir siklus pembebanan untuk
model NC-JT-0 sebesar 28.2% dan 67.8% untuk model NC-JT-1.
Respon uniaksial tekan dan tarik material HFRPC diverifikasi terhadap hasil
eksperimental. Model numerik SBK bermaterial RPC tanpa sengkang di bagian
joint (RPC-JT-0) dapat meningkatkan kuat geser joint sebesar ±25.6%
dibandingkan model NC-JT-0. Tipe keruntuhan model numerik NC-JT-0 dan RPCJT-
0 sesuai dengan hasil eksperimental yaitu keruntuhan geser di bagian joint.
Peningkatan kuat geser pada model RPC-JT-1 terhadap NC-JT-1 yaitu sebesar
±4.0%, capaian kuat geser model JT-1 memiliki batasan pada kapasitas momen
nominal balok, sehingga tipe keruntuhan yang dihasilkan yaitu keruntuhan lentur
pada balok. Daktilitas saat beban ultimit dan beban runtuh pada model RPC-JT-0
mengalami penurunan sebesar ±23.0% dan ±26.0% terhadap model NC-JT-0.
Tidak terjadi penurunan nilai daktilitas model RPC-JT-1 terhadap NC-JT-1, dimana
nilai daktilitas cenderung sama yaitu sebesar 8.5% lebih besar saat beban ultimit,
dan 1.3% juga lebih besar saat kondisi beban runtuh. Degradasi kekakuan SBK
bermaterial RPC dan NC tidak mengalami perubahan signifikan, namun model
dengan joint bermaterial RPC memiliki kekakuan awal yang sedikit lebih besar
dibandingkan model dengan joint bermaterial NC. Peningkatan nilai disipasi energi
kumulatif secara signifikan pada akhir siklus akibat penggunaan RPC di bagian
joint hanya terjadi pada model joint tanpa kekangan. Perhitungan kekuatan
komponen struktur berupa kuat geser panel sambungan dan momen nominal balok
melalui beberapa metode analitik juga dilakukan sebagai pembanding hasil
numerik.