Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon material struktur pasangan bata terkekang,
termasuk model beton, bata, dan mortar, serta untuk memodelkan dan mengevaluasi
pengaruh perkuatan wing-wall pada kapasitas struktur. Penelitian ini meliputi empat
fokus utama: verifikasi respon material melalui simulasi single element, pemodelan
pengujian kuat geser permukaan bata-mortar dengan pendekatan detail mikro, strategi
pemodelan elemen hingga untuk struktur bata terkekang dengan dan tanpa perkuatan
wing-wall, serta studi pengaruh variabel dimensi dan detailing wing-wall. Metode
penelitian menggunakan software analisis FEM LS-DYNA dengan model material
concrete damage plasticity MAT_273 untuk beton, bata, dan mortar. Baja tulangan
dimodelkan sebagai elemen elasto-plastic beam dengan model material piecewise linear
plasticity, dan analisis dilakukan dengan pendekatan static structural implicit untuk
memvalidasi hasil simulasi numerik terhadap data eksperimen dari spesimen dinding
CM-P-BM dan CM-P-WW oleh Al-Farisi Firdaus (2023).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model MAT_273 dapat menangkap perilaku
nonlinear uniaksial dengan baik, termasuk siklik. Model elemen hingga (FE) secara
akurat memprediksi respon histeretik, dengan rasio gaya antara hasil numerik dan
eksperimen sekitar 0.99 hingga 1.16 untuk berbagai kondisi. Meskipun model FE dapat
merepresentasikan kekakuan awal dan pola kegagalan eksperimental dengan baik,
terdapat perbedaan pada pola retak, terutama pada elemen masonry. Dalam hal disipasi
energi, model FE menunjukkan hasil yang baik hingga drift 0.20%, namun rasio energi
disipasi kumulatif membesar dengan meningkatnya drift. Model CM-P-BM menunjukkan
rasio energi disipasi antara 0.82 dan 0.88, sementara model CM-P-WW menunjukkan
rentang 1.24 hingga 1.63 pada simpangan akhir pembebanan.
Terkait perkuatan wing-wall, peningkatan dimensi wing-wall sebesar 50% menghasilkan
peningkatan kapasitas beban maksimum yang relatif kecil. Namun, tambahan tulangan
sengkang pada area tumpuan meningkatkan kapasitas struktur secara signifikan, dengan
peningkatan beban maksimum sebesar 23.47% dan 17.56% pada arah dorong dan tarik,
secara efektif dibandingkan dengan hanya memperbesar dimensi wing-wall. Secara
keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa perkuatan wing-wall perlu diimbangi
dengan desain balok yang sesuai untuk meningkatkan kapasitas struktur secara efektif,
dan model numerik yang dikembangkan dapat digunakan untuk memprediksi perilaku
struktur pasangan bata terkekang dalam kondisi beban uniaksial, siklik, dan disipasi
energi.