COVER - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Zabrina Gilda Maheswarry
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Bambu betung (Dendrocalamus asper) merupakan bambu yang memiliki diameter besar dan banyak dimanfaatkan untuk bahan konstruksi bangunan. Salah satu alternatif perbanyakan bambu betung yaitu melalui stek cabang dengan keunggulan dalam kemudahan penanganan dan ideal untuk jenis bambu berdinding tebal. Perbanyakan stek cabang membutuhkan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk merangsang pertumbuhan tunas dan akar. Penggunaan asap cair dinilai berpotensi dalam menumbuhkan tunas dan akar tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asap cair bambu terhadap tunas dan akar stek cabang bambu betung, menentukan dosis asap cair dan waktu perendaman asap cair yang optimal untuk merangsang tunas dan akar stek cabang bambu betung. Penelitian dilakukan bertahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dilakukan untuk mencari perlakuan yang tepat dan dilanjutkan dengan penelitian utama. Lokasi penelitian dilaksanakan di persemaian kelompok tani Gunung Geulis, Desa Jatiroke, Jatinangor, Sumedang. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian pendahuluan yaitu dosis asap cair 0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm, dan 5000 ppm dan waktu perendaman 15 menit, 30 menit dan 45 menit. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan rata-rata persentase hidup tertinggi (40%) diperoleh dari perlakuan perendaman asap cair 15 menit dengan dosis asap cair yang dapat digunakan untuk merangsang tunas dan akar yaitu 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm. Hasil tersebut digunakan sebagai acuan perlakuan penelitian utama. Pemberian asap cair berpengaruh terhadap parameter jumlah tunas, panjang tunas, jumlah akar, dan berat kering akar tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase hidup stek dan panjang akar. Pemberian asap cair dosis 4000 ppm dengan waktu perendaman selama 15 menit memberikan pengaruh yang lebih baik daripada perlakuan lainnya. Perlakuan ini mampu memacu pertumbuhan jumlah tunas (3,4 tunas), panjang tunas (6,4 cm), jumlah akar (6 akar), dan berat kering (1,9 gram).