digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jessica
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

COVER Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jessica
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Piroksikam adalah obat golongan anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang bekerja dengan menginhibisi cyclooxygenase, obat ini biasanya digunakan untuk mengobati inflamasi atau nyeri yang disebabkan oleh osteoarthritis atau rheumatoid artritis. Piroksikam diklasifikasikan ke dalam BCS kelas II yaitu senyawa yang mempunyai kelarutan rendah dan permeabilitas yang tinggi. Kelarutan piroksikam yaitu 10,73mg/100mL. Kelarutan yang rendah ini dijadikan sebagai tujuan utama dalam pembentukan multikomponen kristal. Multikomponen kristal adalah fasa kristalin yang terdiri dari dua atau lebih molekul yang berbeda dimana pada suhu ruangan berbentuk padatan yang berikatan dengan ikatan antarmolekul misalnya ikatan hidrogen dan Van der Waals. Multikomponen kristalisasi atau yang biasa disebut juga kokristalisasi adalah metode yang digunakan untuk pembentukan molekul kompleks atau garam dengan menggabungkan dua atau lebih molekul yang berbeda (berbeda struktur 2D, beda molekul, tapi tidak berbeda kiralitasnya) menjadi satu kisi kristal. Pembentukan multikomponen kristal ini membutuhkan senyawa lain yang akan berikatan dengan piroksikam yaitu koformer. Pada penelitian ini dilakukan skrining koformer secara in silico. Koformer yang dipilih yaitu koformer yang sering digunakan dalam pembentukan multikomponen kristal. Skrining koformer menggunakan perangkat lunak Cambridge Structural Database (CSD) yang terdiri dari dua tahap yaitu skrining Molecular Complementarity dan Hydrogen Propensity. Hasil skrining kemudian dibandingkan dengan hasil dari peneliti yang telah melakukan peneliitian secara eksperimental.