TA_2021_Muhammad Farhan Huda_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flip Book Garnida Hikmah Kusumawardana
Aluminium merupakan logam yang digunakan dalam banyak hal, terutama karena
sifat konduktornya yang baik. Namun, dalam proses produksinya, aluminium tidak
didapatkan dengan mudah, melainkan dengan proses pemurnian yang panjang.
Pada proses peleburan aluminium, dihasilkan air limbah yang mengandung
beberapa parameter pencemaran air, salah satunya sianida yang jika tidak diolah
dengan baik maka akan mengancam kesehatan manusia dan keselamatan
lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis presipitan yang paling
efisien dalam menurunkan kadar sianida air limbah peleburan aluminium, dosis
optimal presipitan yang paling efisien, efisiensi proses filtrasi dalam mengurangi
kadar sianida, pengaruh proses presipitasi dan filtrasi terhadap pH air limbah, serta
hubungan antara dosis presipitan terhadap suhu air limbah. Data sekunder
dikumpulkan dari sebuah perusahaan peleburan aluminium sementara data primer
didapatkan dari eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Berdasarkan hasil
penelitian, fero sulfat merupakan presipitan terbaik untuk menurunkan kadar
sianida, sementara dosis fero sulfat sebesar 93 mg/l merupakan dosis yang paling
optimal dalam menyisihkan sianida dengan efisiensi rata-rata 58,74±0,51%,
sementara proses filtrasi memberikan efisiensi rata-rata sebesar 81,65±0,42%.
Adapun presipitasi dengan fero sulfat dan aluminium sulfat membuat pH air limbah
menjadi turun menjadi rata-rata 5,16±0,25 dan 3,96±0,03 dari pH awal sebesar
9,09, sementara kalsium hidroksida membuat pH air limbah naik menjadi
10,27±0,18, lalu proses filtrasi juga meningkatkan nilai pH air limbah. Dosis fero
sulfat dan aluminium sulfat memiliki korelasi signifikan yang berbanding terbalik
dengan suhu air limbah dengan koefisien korelasi (?) sebesar -0,929 dan -0,485,
sementara dosis kalsium hidroksida tidak memiliki korelasi signifikan. Secara
keseluruhan proses, sianida dapat disisihkan dengan kombinasi teknik presipitasi
dan filtrasi sebesar 92,43±0,26% dengan konsentrasi rata-rata akhir efluen sebesar
0,78±0,03 mg/l dari konsentrasi awal sebesar 10,3 mg/l.