Semenjak ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 silam, kasus Covid 19 yang
sudah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi terus mengalami peningkatan, baik
di dalam negeri maupun secara global. Kebijakan yang tepat merupakan suatu
langkah bagi negara dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19. Berbagai
kebijakan telah dicoba oleh negara termasuk Indonesia, seperti Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), lockdown serta Contact Tracing yang ditetapkan dengan
mempertimbangkan kondisi dari negara sehingga kebijakan dapat berjalan secara
efektif dan memberi dampak yang baik.
Pemodelan Epidemiologis menggunakan beberapa jenis model diantaranya adalah
pemodelan berbasis persamaan matematis dan pemodelan berbasis agen.
Pemodelan berbasis agen memiliki kelebihan untuk menganalisa dinamika objek
yang dimodelkan. Dengan kombinasi GIS, pemodelan berbasis agen dapat
memprediksi kasus tertentu pada lingkup geografis spesifik yang diinginkan. Sifat
dan kemampuan ini, menjadikan pemodelan berbasis agen menjadi salah satu
pilihan dalam memodelkan Covid 19 untuk mengevaluasi kebijakan yang
diterapkan dalam menghadapi Covid 19.
Pada tugas akhir ini, dikembangkan pemodelan geospasial berbasis agen yang dapat
memberikan gambaran terhadap kasus Covid-19 pada daerah dengan parameter
masukan yang terfokus pada kebijakan seperti kasus awal, threshold pelaksanaan
kebijakan, ketegasan kebijakan, efektivitas dan akurasi pelacakan serta kepatuhan
masyarakat. Sehingga didapat hasil berupa data klinis dari kasus Covid-19 serta
data mobilitas dan ekonomi dari masyarakat.