digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wafa Karimatul Azmi
PUBLIC Alice Diniarti

Limbah padat serasah pinus berupa daun, strobilus, dan serbuk kayu pinus di pabrik gondorukem dan terpentin masih minim pemanfaatannya dan menimbulkan masalah lingkungan. Serasah pinus memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai asap cair melalui proses pirolisis. Asap cair memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai bahan antiseptik dan pengawet makanan. Namun asap cair dari limbah serasah pinus masih belum diketahui karakteristiknya, sehingga membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik asap cair dari limbah serasah pinus berdasarkan susunan komponen kimianya, sehingga dapat diketahui peluang pemanfaatannya secara lebih luas. Pembuatan asap cair dilakukan melalui proses pirolisis pada limbah serasah pinus, lalu diberikan variasi perlakuan distilasi vakum sebagai upaya purifikasi. Pengujian pada asap cair non-distilasi dan asap cair terdistilasi vakum menggunakan parameter rendemen, pH, nilai total asam, sifat organoleptik warna, bobot jenis, dan analisis komponen kimia menggunakan gas chromatography-mass spectrometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair dari limbah serasah pinus non-distilasi memiliki warna yang lebih gelap, pH yang lebih tinggi, total asam yang lebih banyak, dan bobot jenis yang lebih tinggi daripada asap cair terdistilasi vakum. Secara umum, komponen-komponen kimia yang teridentifikasi pada keduanya terbagi dalam kelompok alkohol, keton, furan, piran, dan senyawa fenolik. Kandungan senyawa fenolik yang terdapat pada asap cair memberikan peluang pemanfaatan asap cair dari limbah serasah pinus sebagai bahan pengawet kayu ramah lingkungan.