digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP FERY WANGSA 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP FERY WANGSA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP FERY WANGSA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP FERY WANGSA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP FERY WANGSA 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP FERY WANGSA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: PT.XYZ adalah pabrik ban yang sebagian besar produknya berorientasi ekspor. Permintaan pasar ternyata masih melebihi produksi harian pada saat ini, yang dapat mencapai sekitar 1000-2000 ban per hari. Produksi saat ini adalah sekitar 7.000 ban per hari, sedangkan kapasitasnya dapat mencapai 8.000 ban per hari. Produk akhir yang cacat masih relatif besar merupakan suatu inefisiensi yang harus diperbaiki. Dengan demikian suatu peluang keuntungan yang hilang akibat kapasitas produksi yang tidak optimal dan kerugian berupa produk akhir cacat yang relatif masih besar. Permasalahan ini dipecahkan dengan menganalisis proses dan data kapasitas dari unit-unit yang membuat komponen penyusun suatu ban. Unit-unit itu adalah Mixing, Calendering, Bead Making (Bead Apexing), Cutting, Extruding, Building dan Curing. Dari analisis tersebut dapat diketahui unit penyebab kapasitas yang tidak optimal. Unit yang menjadi masalah itu dan juga penyebab produk akhir yang cacat didentifikasikan. Dalam mencari penyebabnya maka digunakan metode logika sebab akibat berupa Current Reality Tree (CRT). Metode CRT menelusuri faktor penyebabnya sampai ditemukan akar masalahnya (core problems). Dengan didapatkan akar masalah maka solusi dapat dipilih yang terbaik. Hasil analisis menunjukkan bahwa akar masalahnya adalah Extruder yang sering rusak, disiplin waktu dan kerja operator yang rendah, jumlah operator dan foreman yang tidak cukup dan tidak adanya alat pengontrol berupa pengukur berat. Solusinya atas akar masalah adalah penambahan engineer dan teknisi, peningkatan disiplin, penambahan operator dan foreman, dengan demikian diperkirakan akan memberikan keuntungan per bulan dengan naiknya produksi sebesar Rp.257.143.500 dan peningkatan efisiensi sebesar Rp156.900.000 dengan total biaya yang harus dikeluarkan per bulan sebesar Rp.113.250.000, sehingga penambahan keuntungan bersih per bulan setelah improvement adalah Rp.300.793.500 sementara itu waktu yang dibutuhkan hanya sekitar dua bulan.