Perpustakaan Digital ITB

Meningkatnya jumlah penduduk, konsumsi masyarakat, dan beragamnya pola konsumsi masyarakat berakibat pada meningkatnya volume, jenis maupun karakter sampah yang dihasilkan. Berbagai jenis sampah yang dihasilkan seperti sampah plastik maupun sampah elektronik banyak diburu oleh pengelola bank sampah maupun pengusaha-pengusaha barang bekas untuk dijadikan sebagai komoditas usaha. Barang bekas menjadi mata pencaharian masyarakat yang banyak ditemui di perdesaan maupun sudut-sudut perkotaan, bahkan keberadaan mata pencaharian barang bekas yang berada di wilayah Panguragan berbaur dengan lingkungan kawasan permukiman sehingga menimbulkan pengaruh yang cukup dilematis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktivitas usaha barang bekas terhadap karakteristik sosial-ekonomi masyarakat dan lingkungan di Kawasan permukiman. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data secara primer melalui observasi, kuesioner dan wawancara serta data sekunder melalui tinjauan literatur. Teknik sampling yang digunakan yakni Quota Sampling, sehingga sampel yang didapat yaitu seratus responden. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan mixed method yaitu metode kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap lingkungan permukiman dari aktivitas usaha barang bekas, dengan menggunakan metode analisis One Sample T Test. Kualitatif digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang terkumpul dalam bentuk table/diagram. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas usaha barang bekas di lingkungan kawasan permukiman menjadi sumber utama mata pencaharian masyarakat panguragan dengan komoditas barang bekas yang dapat didaur ulang untuk bahan baku industri manufaktur diantaranya besi, plastik, botol kaca, kaleng/aluminium. Karakteristik sosial masyarakat Panguragan tingkat Pendidikan masih tergolong rendah, aktif dalam berbagai kegiatan sosial, tidak mengalami gangguan Kesehatan dari aktivitas usaha barang bekas dan nyaman bertempat tinggal di lingkungan aktivitas usaha barang bekas serta jarang terjadi konflik sosial. Secara karakteristik ekonomi masyarakat Panguragan tergolong dalam pendapatan sedang, masyarakat dominan bekerja sebagai wiraswasta seperti reparasi kendaraan maupun elektronik, dan pengusaha barang bekas terbanyak di Desa Panguragan Kulon. Persepsi masyarakat terhadap lingkungan permukiman dari aktivitas usaha barang bekas tidak terdapat persepsi buruk pada bidang usaha tersebut namun dari aktivitasnya berdampak pada prasarana jaringan jalan lingkungan.