digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sejuta iklan keluar setiap hari dengan konten serupa terutama di media digital. Oleh karena itu, orang melihat iklan sebagai hal yang menjengkelkan yang akan dilewati padahal perusahaan menghabiskan ratusan miliar dolar untuk iklan setiap tahun. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh iklan video storytelling di media digital khususnya di media sosial terhadap respon emosi pelanggan, sikap terhadap merek dan word of mouth. Selain itu, juga untuk mengetahui pengaruh moderasi yaitu preferensi naratif transportasi naratif terhadap hubungan antara storytelling ads dan emosi pelanggan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner online sebagai alat untuk mengumpulkan data. Selanjutnya penelitian ini menggunakan 3 video iklan storytelling yang berbeda dari 3 brand (Gojek, Tokopedia dan Toyota) untuk mengetahui penerimaan penonton pada 3 video iklan storytelling yang berbeda, masing-masing video terdiri dari 137, 141, 141 sampel sehingga jumlah sampel total yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 419 sampel. PLS-SEM digunakan sebagai metode untuk menganalisis data dengan menggunakan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan storytelling dapat menghilangkan emosi negatif dan menghasilkan respon emosional yang lebih baik seperti perasaan hangat dibandingkan dengan iklan faktual, dan juga ditemukan bahwa perempuan lebih mudah mengekspresikan emosi mereka dan mempengaruhi emosi mereka. Selain itu juga memiliki pengaruh signifikan positif terhadap sikap konsumen terhadap merek (AB) dan niat untuk berbagi informasi tentang produk atau merek dari mulut ke mulut/word of mouth (WM). Kemudian, preferensi naratif dan transportasi naratif gagal memoderasi hubungan antara iklan bercerita dan emosi pelanggan terhadap iklan. Humor dan cerita tentang kehidupan sehari-hari dengan pesan yang bermakna adalah jenis iklan storytelling yang paling banyak menarik perhatian pemirsa. Sehingga, desain dan jenis video storytelling menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh sebuah brand dalam beradaptasi di lingkungan periklanan ini. Oleh karena itu, storytelling advertising merupakan salah satu digital marketing yang dapat dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi persepsi konsumen dimana mereka dapat melihat suatu merek sebagai merek yang baik/menguntungkan karena mood/emosi yang positif cenderung memiliki penilaian yang baik terhadap objek tersebut.