2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-COVER.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi 2007 TA PP FARIED CAESAR NUGROHO 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Vika Anastasya Kovariansi
Abstrak:
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung sangat cepat, mempunyai dampak secara global terhadap pemakaian teknologi itu sendiri. Perkembangan teknologi ini yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi akan mengubah sikap dan perilaku dari pengguna teknologi itu sendiri. Munculya korporasi-korporasi digital merupakan salah satu faktor yang memicu perkembangan teknologi informasi oleh perusahaan-perusahaan produsen teknologi (Laudon & Laudon, 2006: 7). Penggunaan teknologi informasi dalam dunia bisnis mempunyai tujuan untuk membantu aktivitas-aktivitas korporasi bisnis, menghasikan siklus uang yang cepat dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai yang didapatkan pemegang saham. Usaha perusahaan untuk tetap mengembangkan infrastuktur teknologi informasi tentunya bukan hanya akan mempermudah mereka menjalankan usahanya tetapi di sisi lain teknologi informasi menjadi seperti dua mata pisau yang akan membawa dampak buruk bagi perusahaan. Dampak buruk inilah yang disebut dengan risiko. Penelitian ini akan membahas manajemen risiko operasional pada penggunaan teknologi informasi dimana Bank Ekspor Indonesia (BEI) akan menjadi kasus studi penelitian ini. Penelitian ini mencoba untuk menggali lebih dalam tentang teknologi informasi dan kaitannya dengan proses manajemen risiko. BEI merupakan institusi pemerintah yang bergerak di usaha pendanaan ekspor. Pada aktivitas harian mereka, BEI banyak menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi informasi untuk membantu menjalankan kegiatan bisnis mereka. Penggunaan teknologi informasi ini sangat rapuh terhadap datangnya risiko yang disebabkan banyak hal. Bayangkan jika institusi ini tidak dapat menanggulangi risiko terutama risiko yang berasal dari penggunaan teknologi informasi. Kredibilitas manajemen BEI dan juga pemerintah Indonesia akan dipertanyakan. Jika saja ada penyusup maya yang berhasil membobol jaringan internal BEI, mencuri data-data transaksi dan men-transfer ke rekening pembobol secara illegal. Risiko ini mungkin akan menyebabkan nilai kerugian yang sangat besar. Sebuah film holywood bernama Die Hard 4.0 telah menunjukan sebuah bencana yang disebabkan oleh penggunaan teknologi informasi, bahkan bangsa besar seperti Amerika Serikat sulit untuk mencari solusi dari kejahatan maya seperti ini. Sebagai sebuah instansi pemeritah, BEI telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya risiko tersebut. Penyusunan divisi manajemen risiko dan kebijakannya adalah hal yang telah dilakukan BEI. BEI juga mengembangkan pemakaian teknologi informasi untuk membantu kegiatan mereka. Akan tetapi penelitian ini menemukan bahwa tidak ada regulasi khusus tentang manajemen risiko pada penggunaan teknologi informasi. Karena itu penelitian ini akan melakukan analisa terhadap risiko-risiko yang berpotensi terjadi pada penggunaan teknologi informasi di BEI. Peneliti telah melakukan proses identifikasi, pengukuran dan merancang usaha penanaggulagan risiko untuk BEI. Penelitian ini menemukan paling tidak 19 risiko pada penggunaan teknologi informasi. Termasuk risiko-risiko yang disebabkan oleh faktor manusia, proses, dan teknologi. Peneliti telah menyebar kuesioner divisi untuk mengukur perkiraan manajemen terhadap tingkat kemungkinan dan dampak risiko-risiko tersebut. Ditemukan bahwa ada perbedaan antara profil risiko BEI yang disusun berdasarkan kejadian historis risiko operasional. Hasil ini mengindikasikan bahwa BEI harus terus meningkatkan sistem dan kebijakan mereka untuk menghindari kemungkinan dan meminimalisasi dampak yang disebabkan oleh risiko operasional pada penggunaan teknologi informasi.