digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stella Felisha Utama
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Banyaknya tuntutan dan tingginya daya persaingan di perkotaan, membuat masyarakat di dalamnya merasa jenuh, bahkan stres dalam menjalaninya. Menurut Sukadiyanto (2010), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mereduksi rasa stres yang dialami seseoang. Salah satunya yaitu dengan melakukan aktivitas yang menghibur serta memelihara tanaman dan hewan. Pada masa kini, minat masyarakat terhadap hewan semakin meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut dapat diproyeksikan melalu banyaknya acara-acara mengenai hewan yang diselenggarakan dan besarnya pengunjung yang mengahadiri acara-acara tersebut. Oleh karena itu, dirancang sebuah fasilitas rekreasi di tengah perkotaan yang dapat mewadahi human-animal bonding. Human-animal bonding merupakan hubungan mutualisme antara manusia dan hewan yang berdampak positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan kedua belah pihak. Proyek Human-Animal Bonding Environment as a Recreation merupakan proyek fiktif yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bogor yang bekerja sama dengan FKH IPB (Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor) dalam upaya menciptakan tempat wisata yang bersifat restoratif bagi warga Bogor dan sekitarnya (Jabodetabek). Proyek akan diracang di atas lahan seluas +16.000 m2 di jalan Pakuan, Babakan Madang, Sentul City. Pemilihan lokasi di Sentul dilandaskan lingkungan yang masih sangat asri sehingga mendukung terciptanya suasana yang restoratif dan menyatu dengan hewan-hewan terutama hewan peternakan. Selain itu, letak Sentul City secara geografis juga menjadi potensi karena terletak di antara kota-kota besar di Pulau Jawa. Pembangunan infrastruktur dan sektor pariwisata pada Sentul City juga mengalami perkembangan yang sangat pesat beberapa tahun terakhir. Proyek ini membagi zona rancangan ke beberapa sektor, yaitu sektor wisata sebagai fungsi utama dan sektor pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan sebagai sektor pendukung. Sektor wisata menghadirkan dua tema yaitu urban animals, hewan yang ditemukan pada kehidupan di perkotaan seperti anjing dan kucing, dan tema yang kedua merupakan rural animals, yaitu hewan yang biasa ditemukan di pedesaan dan peternakan. Sektor pemenuhan kebutuhan hewan terdiri dari klinik hewan dan toko hewan. Dari segi arsitektur, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mereduksi tingkat stres yaitu dengan menciptakan desain yang restoratif serta memperbanyak ruang publik untuk menginisiasi komunikasi. Lingkungan yang restoratif merupakan lingkungan yang dapat mereduksi capai mental serta meningkatkan produktivitas seseorang. Penghadiran alam ke dalam desain dapat memberikan pengalaman ruang yang baru dan perasaan being away dari kegiatan sehari-hari yang membuat jenuh masyarakat perkotaan. Proyek terdiri dari massa majemuk dengan material utama bambu. Pemilihan bambu sebagai material utama disebabkan karena sifatnya yang elastis, sehingga dapat dengan mudah membuat massa organik. Selain itu, sifat natural yang diberikan juga membuat bangunan menjadi lebih menyatu dengan alam di sekitar.