digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Brian Filbert Pradharma
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Sekolah adalah wujud dari arsitektur sebagai media edukasi yang semakin genting diperlukan, terutama ketika melihat begitu pesatnya perkembangan dunia dengan pendidikan Indonesia yang masih rendah. Kemampuan lifelong learning melalui pendidikan holistik sangat diperlukan oleh generasi sekarang dan selanjutnya. Untuk meresponnya, dimulailah proyek Sekolah Menengah Atas bertaraf internasional di Summarecon Bandung, Jawa Barat. Proyek ini terletak di tapak dengan luas 12.676m2 yang diprakarsai oleh pihak swasta fiktif dengan pengguna utama siswa berumur 15-19 tahun, guru, staf sekolah, dan juga tamu. Lokasi proyek terletak di Gedebage, salah satu daerah Kota Bandung yang sering mengalami banjir. Summarecon Bandung telah melakukan rekayasa tanah sehingga kawasan tidak mengalami banjir dan kontur tapak cenderung datar. Pendekatan perancangan dilakukan dengan zonasi kebutuhan-kebutuhan ruang berdasarkan tingkat privasi berbagai kategori pengguna bangunan. Konsep perancangan yang dibawakan adalah bagaimana desain melihat setiap ruang yang ada pada tapak, baik ruang dalam maupun ruang luar, sebagai ruang belajar baik formal maupun informal untuk mewadahi berbagai macam model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan permintaaan siswa dan guru. Isu utama perancangan antara lain adalah sekolah sebagai pendidikan abad ke-21, interaksi sosial sebagai proses kegiatan belajar, dan fleksibilitas dalama proses belajar mengajar. Zonasi dalam desain perlu memperhatikan kenyamanan, sirkulasi, keamanan, identitas, aksesibiltas, dan efisiensi energi dengan desain ruang-ruang yang fleksibel dalam penggunaannya. Bangunan merupakan gabungan dari 3 massa utama yaitu massa auditorium, administratif, dan klaster kelas. Orientasi klaster kelas dibuat 45o terhadap massa lain untuk menegaskan zonasi dan memaksimalkan pemandangan menuju danau dan taman yang mendukung proses belajar. Bangunan terdiri dari 3 lantai dengan luas lantai terbangun 9500m2 yang termasuk dengan lapangan. Material bangunan yang digunakan adalah beton bertulang yang dikerjakan secara in situ di lahan. Proyek ini diharapkan menjadi contoh yang baik dalam merespon adanya keterkaitan yang erat antara model pendidikan dengan arsitektur. Desain bangunan sekolah sudah tidak dapat lagi tertinggal dari perkembangan model pendidikan yang begitu pesat.