digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Populasi manusia kian waktu makin bertambah. Bertambahnya populasi tersebut meningkatkan permintaan pada kebutuhan-kebutuhan hidup manusia, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia akan energi, terutama energi listrik. Pada saat ini Indonesia masih mengandalkan kebutuhan listriknya pada sumber energi fosil, terutama Batubara. Indonesia perlu mencari solusi pengganti batubara karena batubara tak dapat diperbaharui dan juga berdampak besar pada lingkungan sekitar. Pemakaian sumber energi terbarukan perlu digalakan. Salah satu sumber energi terbarukan yang banyak terdapat di Indonesia, terutama didaerah pegunungan adalah sumber energi panas bumi. Penggunaan Teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) dapat mendorong memanfaatan sumber energi geothermal bersuhu rendah-medium. Pada penelitian ini, dilakukan studi pembuatan pembangkit ORC geothermal dengan lokasi penelitian di Lumut Balai yang terletak di Desa Penindaian , Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan . Adapun sumber yang digunakan yaitu sumur eksplorasi LMB 1-2 dengan permukaan sumur berada di ketinggian 1300 meter diatas permukaan laut ( m.d.p.l ). Ada 3 keadaan karakteristik panas bumi yang akan kita uji dan pakai pada Tugas Akhir II ini. Yang pertama adalah karakteristik geothermal fluid pada 0 m.d.p.l atau kedalaman 1300 meter dari permukaan sumur yaitu tekanan 55 bar, temperature 206° C, dan debit massa 31.22 kg/s. Kemudian yang kedua adalah karakteristik geothermal fluid pada 200 m.d.p.l atau kedalaman 1100 meter dari permukaan sumur ) yaitu tekanan 40 bar, temperature 203° C, dan debit massa 31.22 kg/s. Kemudian yang ketiga adalah karakteristik geothermal fluid pada -200 m.d.p.l atau kedalaman 1500 meter dari permukaan sumur yaitu tekanan 72 bar, temperature 210° C, dan debit massa 31.22 kg/s. Hasil dari penelitian di Tugas Akhir II ini adalah karakteristik geothermal fluid pada kedalaman 1500 meter dari permukaan tanah dan dengan/tanpa menggunakan Preheater dan Recuperator menghasilkan efisiensi tertinggi yaitu 15.9% dan daya outputnya sebesar 517.300 kW atau 517300 Watt. Pada penelitian sebelumnya di Tugas Akhir I didapat bahwa dengan menggunakan fluida kerja R245FA didapatkan efisiensi tertinggi. Kemudian, dari penelitian kali ini didapatkan bahwa biaya per-Kwh pembangkit listrik yang diambil dan dipakai adalah Rp 1.203 / kWh Atau Rp 142 /kWh lebih tinggi dibandingkan dengan BPP Sumatra selatan daerah Muara Enim.