Provinsi DKI Jakata dan Bandung Raya menjadi pusat perekonomian dan memiliki
interaksi pergerakan orang, barang maupun jasa yang besar dilihat dari pergerakan
penumpang asal DKI Jakarta dengan tujuan Bandung Raya yaitu 27.418.521
orang/tahun (Kementerian Perhubungan, 2011). Salah satu sistem transportasi yang
dikembangkan adalah sistem transportasi massal yang dapat mengakomodasi
pergerakan, yaitu kereta cepat atau High Speed Train (HST) Jakarta Bandung.
Peran aksesibilitas dari pintu ke pintu tidak boleh diabaikan saat mengevaluasi
faktor-faktor yang memengaruhi pilihan moda dengan kata lain peran moda
pengumpan sangat dibutuhkan terlebih perpindahan moda ke kereta cepat Jakarta
Bandung memiliki potensi. Penelitian ini untuk melihat peluang moda pengumpan
LRT Leuwipanjang – St. Tegalluar dan BRT Dipatiukur – St. Tegalluar –
Jatinangor sebagai moda pengumpan dan moda yang sudah eksisting yaitu mobil
pribadi, taksi/taksi online, dan ojek online. Uji chi square menunjukkan bahwa
ketersediaan moda pengumpan di area stasiun/halte mempengaruhi pemilihan
moda. Penelitian ini menggunakan analisis multinomial logit menggunakan
software biogeme dengan didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi pemilihan moda yaitu stated choice attribute, sosio ekonomi dan
karakteristik perjalanan. Besaran probabilitas pemilihan moda pada model dengan
tingkat keberartian 25% adalah LRT (43%), BRT (19%), taksi/taksi online (3%),
mobil pribadi (17%), ojek online (10%) dan tidak memilih (7%). Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat peluang yang cukup signifikan untuk
pengembangan angkutan massal, sehingga perencanaan LRT dan BRT ini potensial
sebagai moda pengumpan kereta cepat Jakarta Bandung.