digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Makanan Tradisional merupakan identitas budaya suatu daerah yang dibangun oleh kekayaan alam dan budaya yang ada di dalamnya. Seiring waktu, perubahan terjadi menciptakan makanan baru sehingga akan menggeser makanan lama, sehingga masyarakat lupa dengan makanan tradisionalnya. Padahal kekayaan budaya ini dapat menjadi daya tarik wisata yang baik untuk meningkatkan perekonomian wilayah. Jepang adalah salah satu contoh negara yang dikenal dengan upaya pelestarian budayanya didukung dengan penggunaan teknologinya, salah satunya dalam hal mendokumentasikan budaya. Indonesia sendiri masih kesulitan dalam melakukan pendokumentasian tersebut, sehingga perlu banyak belajar. Bangkerok adalah salah satu produk makanan tradisional sunda yang telah dilupakan oleh masyarakat. DapurOh merupakan brand bisnis kuliner di Bandung yang ingin menghidupkan kembali dan mempromosikan Bangkerok sebagai kekayaan budaya. Bercermin dari kondisi saat ini dan keberhasilan pelestarian budaya di Jepang, DapurOh selain tujuannya merain keuntungan finansial, juga memiliki tujuan untuk memperkenalkan kembali budaya makanan tradisional Sunda dari masa lalu ke masa kini sebagai bentuk kontribusi pelestarian budaya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara memperkenalkan kembali produk masa lalu ke peradaban saat ini, khususnya di Bandung dengan budayanya yang telah banyak berubah. Studi ini akan membahas terkait penyesuaian apa saja yang perlu dilakukan, baik dari strategi pengembangan produk dan komunikasinya, untuk memperkenalkan produk Bangkerok ini agar bisa diterima oleh masyarakat Bandung. Studi ini akan melibatkan anak muda sebagai target market utama, karena mereka dan keterikatannya dengan media sosial memiliki pengaruh besar dalam penyebaran informasi dan trend saat ini. Utamanya, studi ini akan mencari tahu bagaimana preferensi anak muda dalam mengkonsumsi bangkerok dan mengeksplorasi perjalanan yang mereka hadapi dalam mencari informasi terkait tren makanan baru. Hal ini dilakukan dengan melakukan interview dan FGD yang melibatkan anak muda dengan berbagai latar belakang, didukung dengan masukan dari para ahli di berbagai bidang terkait pandangannya terhadap penetrasi pasar yang ingin dilakukan oleh DapurOh. Hasil studi menunjukkan bahwa ternyata produk Bangkerok milik DapurOh saat ini masih kurang menarik khususnya dari segi cara mengkomunikasikannya ataupun penyajiannya. DapurOh harus melakukan penyesuaian dari segi konsep, branding, produk, maupun strategi dalam berkomunikasinya sehingga anak muda dapat lebih merasa dirangkul dan inklusif.