digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gian Rizqiyadi Putra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Gian Rizqiyadi Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada pengaplikasiannya di industri minyak dan gas, mild steel seperti baja ASTM A36 sering kali bersentuhan dengan substansi yang korosif seperti larutan HCl pada saat proses acidizing. Di industri, penambahan inhibitor organik pada lingkungan yang asam merupakan metode proteksi korosi yang paling umum digunakan. Salah satu jenis inhibitor organik baru yang tidak beracun, ramah lingkungan, murah, dan mudah ditemukan yaitu dari golongan obat-obatan seperti ketoconazole. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan garam halida terhadap efisiensi inhibisi ketoconazole dalam larutan HCl 1 M menggunakan metode gravimetrik dan analisis signifikansi variabel jenis garam halida, konsentrasi garam halida, dan temperatur terhadap laju korosi baja menggunakan metode analysis of variance (ANOVA). Pada penelitian ini dilakukan uji perendaman selama dua hari pada temperatur 25? dan enam jam untuk variasi temperatur 35?, 45?, dan 55? pada konsentrasi garam halida 0,001 M, 0,003 M, 0,005 M, dan 0,01 M. Pada uji perendaman di temperatur 25? digunakan garam halida (KI, KBr, KCl) dan pada uji perendaman dengan variasi temperatur digunakan KCl. Data hasil uji perendaman kemudian diolah untuk mendapatkan laju korosi, efisiensi inhibisi, model isoterm adsorpsi, mekanisme adsorpsi, dan parameter termodinamika lainnya. Pada uji perendaman di temperatur 25?, didapat bahwa laju korosi cenderung menurun dan nilai efisiensi inhibisi ketoconazole 200 ppm cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi garam halida. Pada uji perendaman dengan variasi temperatur, didapat bahwa laju korosi meningkat dan nilai efisiensi menurun seiring dengan meningkatnya temperatur. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa variabel jenis garam yang ditambahkan berpengaruh signifikan terhadap laju korosi baja. Namun, interaksi dengan variabel konsentrasi garam dinilai tidak signifikan. Di sisi lain variabel temperatur berpengaruh signifikan terhadap laju korosi baja tetapi interaksi dengan variabel konsentrasi KCl dinilai tidak signifikan. Nilai efisiensi inhibisi ketoconazole 200 ppm terbaik pada uji perendaman dengan penambahan garam halida KI, KBr, dan KCl berturut-turut sebesar 97,11%, 96,26%, dan 97,36%, nilai tersebut didapat pada konsentrasi 0,01 M, 0,001 M, dan 0,01 M. Nilai efisiensi inhibisi ketoconazole 200 ppm terbaik dengan penambahan KCl pada temperatur 35?, 45?, dan 55? yaitu sebesar 95,22%, 94,92%, dan 93,08% pada konsentrasi 0,01 M, 0,01 M dan 0,003 M.