digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Program pembangunan Kawasan Retensi “Wetland Park Cisurupan” adalah salah satu program kolaborasi multipihak di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinambo yang diinisasi oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung. Kawasan retensi ini diharapkan menjadi parkir air hujan agar mengurangi limpasan air ke Sub Wikayah Kota (SWK) Gedebage. Upaya tata kelola air kolaboratif yang dilakukan pada Wetland Park Cisurupan perlu dievaluasi untuk menjadi pembelajaran bagi para pemangku kepentingan dan sebagai penyusunan rekomendasi tindak lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi sejauh mana program pembangunan Wetland Park Cisurupan dalam konteks wilayah Sub DAS Cinambo telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola air kolaboratif. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengolahan data menggunakan data yang bersumber dari data primer yakni observasi, wawancara, pengumpulan big data dari media sosial berupa chat group WhatsApp “Cisurupan Temporer”, “Strategic plan Cisurupan”, dan “Cisurupan 4 oktober” serta post Instagram dengan tanda pagar #wetlandparkcisurupan, kemudian data sekunder berasal dari instansi pemerintahan dan pencarian dari internet. Berdasarkan pengukuran terhadap 23 indikator tata kelola air kolaboratif di Sub DAS, dapat disimpulkan bahwa program Wetland Park Cisurupan cukup memenuhi prinsip tata kelola air kolaboratif di Sub DAS. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa program yang dilakukan dengan keterbatasan sumber daya, baik itu keuangan, manusia, dan lain-lain, dapat diatasi dengan kolaborasi. Komunikasi antar pemangku kepentingan dalam kolaborasi ini, yang dilihat dari WhatsApp dan Instagram, dinilai efektif untuk koordinasi, meningkatkan partisipasi publik, dan menghindari konflik laten menjadi manifes dengan adanya keterbukaan terhadap proses kolaborasi. Kepemimpinan fasilitatif menjadi salah satu kunci dari konsistensi dalam tata kelola kolaboratif.