ABSTRAK Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Syahrul Ramadhan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP SYAHRUL RAMADHAN_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP SYAHRUL RAMADHAN_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Silicon Valley merupakan taman sains pertama yang memiliki konsep hubungan
antara aliansi institusional akan menghasilkan pengembangan dan inovasi teknologi
yang lebih besar dan mampu mendorong pengembangan wilayah. Indonesia dalam
mewujudkan bangsa yang berdaya saing dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi menerapkan pengembangan 100 Kawasan Sains dan
Teknologi di kabupaten/kota. Kabupaten Cirebon memiliki potensi pengembangan
KST karena diarahkan salah satunya sebagai kawasan industri dan terdapat isu
pengembangan teknopolis. Kolaborasi aktor merupakan faktor penting
pengembangan inovasi dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
jaringan aktor dalam pengembangan teknologi dan inovasi sebagai usulan
pengembangan KST di Kabupaten Cirebon. Sasarannya adalah mengidentifikasi
peran aktor dan menganalisis hubungan dan jaringan aktor dalam pengembangan
teknologi dan inovasi. Metode pengumpulan data menggunakan data primer
wawancara (purposive dan snowball) kepada aktor-aktor terkait pengembangan
teknologi dan inovasi di Kabupaten Cirebon. Analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif kualitatif dan social network analysis yang terbagi tiga analisis yaitu derajat
sentralitas, sentralitas kedekatan, dan sentralitas keterantaraan. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh bahwa aktor pemerintah memiliki peran sebagai aktor yang
membuat dan menetapkan kebijakan/regulasi, menyediakan dukungan fasilitas
infrastruktur dan modal, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan inovasi
daerah. Aktor universitas memproduksi sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan,
serta menyebarkan pengetahuan yang dihasilkan. Aktor bisnis memberi dukungan
infrastruktur dan modal, serta sebagai aktor yang memberikan pelatihan dan
pengalaman terkait skill di dunia kerja. Sedangkan pada jaringan aktor diketahui
bahwa aktor pemerintah memiliki nilai terbesar pada derajat sentralitas, sentralitas
kedekatan, dan sentralitas keterantaraan. Sehingga disimpulkan bahwa masingmasing aktor telah cukup baik memiliki peran dalam pengembangan teknologi dan
inovasi, namun dalam jaringannya aktor pemerintah merupakan aktor utama dan
aktor lainnya kurang memiliki peran lebih dalam jaringan. Hal ini dapat
dimanfaatkan pemerintah untuk menjalankan perannya dan bagi aktor lainnya dapat
lebih berperan dan menjalin hubungan secara lebih banyak dengan aktor lain agar
terbentuk sinergisasi dalam jaringan aktor. Kemudian jaringan aktor yang sudah
terbentuk diharapkan dapat terus dijaga dan dikembangkan agar pada saat
pengembangan KST lingkungan atau suasana berinovasi sudah terbentuk dengan
baik.