Revolusi pakaian yang semula menandakan status gender pria dan wanita, kini
dengan adanya gender Androgini membiaskan pemahaman masyarakat akan
sebuah nilai dan fungsi pakaian. Bagi sebagian besar kebudayaan Timur di dunia
khususnya khususnya Indonesia, seseorang yang gaya pakaiannya tidak sesuai
dengan gendernya akan dianggap skeptis khususnya bagi kaum pria. Gaya
Androgini crossdresser pada pria sering diidentikan dengan riasan yang tebal serta
dandanan yang mencolok ke arah feminin, kini berkembang dan lebih membaur
dengan tampilan lebih alami dan tidak terlalu mencolok. Melalui kekuatan
popularitas Selebgram atau Selebriti Instagram sebagai pembuat dan penyalur mode
yang ditampilkan secara visual melalui unggahan foto pada akun media sosial
digital Instagram yang menjadi salah satu media sosial populer terkuat di dunia saat
ini, konsep berpakaian Androgini bergaya crossdresser yang sering dipersepsikan
salah diharapkan dapat dijelaskan dan diluruskan baik dari segi ciri, fungsi, nilai,
serta maknanya melalui penelitian ini.
Selebgram yang dipilih menggunakan metode purposif akan dianalisis sebagai
selebgram pria yang aktif dan konsisten dalam kesehariannya berpenampilan
Androgini bergaya crossdresser yaitu Jovi Adhiguna, Wisnu Genu, dan Andreas
Lukita dengan memperlihatkan gaya yang seksi, anggun, dan luwes dari
penggunaan pakaian, make-up, aksesoris dan atribut pendukung lainnya. Penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis konten visual foto.
Atribut yang dikenakan dalam foto menandakan ketiga selebgram sebagai sosok
yang memiliki citra Androgini crossdresser dianalisis menggunakan semiotika
Charles Sanders Peirce dalam triangulasi ikon, indeks, simbol yang kemudian
divalidasi dengan tahapan makna denotasi, konotasi, dan mitos dari Roland Barthes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor visual atribut yang mendukung
dan meluruskan sejauh mana gaya Androgini crossdresser semakin menjauhi citra
Androgini maskulin berkembang di Indonesia melalui representasi para selebgram
pria Indonesia melalui media sosial Instagram.
Perpustakaan Digital ITB