digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jihan Syaharbanu
PUBLIC Alice Diniarti

COVER - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Jihan Syaharbanu.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jihan Syaharbanu
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Rhizopus sp. merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dimanfaatkan sebagai agen pengolahan pangan karena dapat menghasilkan produk dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Selain dimanfaatkan sebagai agen pengolahan pangan, Rhizopus sp. juga dapat dimanfaatkan dalam fermentasi penyiapan bahan baku kosmetik karena menghasilkan senyawa antimikroba dan antioksidan. Salah satu faktor yang mempengaruhi sintesis metabolit sekunder pada jamur adalah faktor cekaman atau induksi. Penambahan auksin dan sitokinin terbukti dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder pada tumbuhan karena keberadaan auksin dan sitokinin akan mengaktifkan sinyaling pada proses transkripsi gen. Pada penelitian kali ini, dikaji pengaruh penambahan fitohormon IAA, IBA, dan kinetin terhadap aktivitas antimikroba dan antioksidan pada ekstrak ethanol produk fermentasi kedelai dengan Rhizopus sp. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode Kirby-Bauer terhadap Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans, dan Saccharomyces cerevisiae. Sementara, aktivitas antioksidan diuji dengan melihat perubahan warna buah apel yang direkam menjadi data image fotografi dan dianalisis perubahan warnanya dengan perangkat lunak ImageJ serta konversi kurva baku aktivitas antioksidan pembanding menggunakan metode DPPH. Dilakukan pula uji kromatografi lapis tipis menggunakan eluen n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 6:4. Didapatkan hasil bahwa penambahan fitohormon dapat meningkatkan aktivitas antibakteri secara signifikan terutama terhadap bakteri Gram positif, akan tetapi kurang berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas antifungi. Penambahan fitohormon juga berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas antioksidan pada ekstrak ethanol produk fermentasi Rhizopus sp dengan nilai IC50 sebesar 0.72-5.28 mg/L. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fitohormon berupa IAA, IBA, dan kinetin dapat meningkatkan aktivitas antimikroba dan antioksidan pada produk fermentasi Rhizopus sp. dengan aktivitas tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan IBA dengan konsentrasi 2 ppm.