digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Badak NGL menyiapkan estimasi biaya independen, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi penawaran. Dalam beberapa tahun terakhir, HPS tidak dapat memenuhi target waktu penyelesaian. Potensi kerugian bagi LNG Plant adalah kerugian sekitar USD 402 rubi akibat kehilangan gas karena train trip. Untuk meningkatkan kegiatan pengadaan secara keseluruhan, PT Badak NGL harus meningkatkan efektivitas internal untuk melakukan proses pengadaan dengan memastikan bahwa target penyelesaian untuk HPS dapat tercapai. Menghindari keterlambatan dalam proses pengadaan dapat menghemat waktu dan biaya. Penyebab utama dari masalah diperoleh dengan menggunakan analisis masalah Kepner-Tregoe. Kriteria dan alternatif dihasilkan dengan menggunakan pendekatan Value-Focused Thinking (VFT). Kombinasi antara Best-Worst Method (BWM) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan secara bersama dan berutuan untuk memilih solusi yang paling tepat untuk permasalahan yang ada. BWM dilakukan untuk mendapatkan bobot kriteria, sedangkan AHP dilakukan untuk mendapatkan skor subkriteria dan alternatif. Analisis sensitivitas dilakukan untuk memastikan kekokohan solusi yang didapat. DiscreteEvent Simulation (DES) dilakukan untuk merancang skenario implementasi berbasis bukti yang dapat diterapkan oleh pengambil keputusan tanpa harus melakukan pertimbangan yang rumit. Akar penyebab masalah dari keterlambatan HPS adalah lisensi perangkat lunak yang kadaluarsa dan jumlah tenaga kerja yang tidak memadai. Beberapa alternatif solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut antara lain: memperbarui lisensi pernagkat lunak, menambah jumlah Estimator, menggunakan perangkat lunak alternatif, dan membuat aplikasi pengganti untuk menghitung HPS. Dengan menerapkan pengambilan keputusan multi kriteria, solusi terbaik yang didapat adalah menambah jumlah Estimator. Skenario implementasi dapat diperoleh dengan tergantung pada jumlah Services PR yang diterima oleh Seksi Procurement. Dari penelitian ini, pendekatan pengambilan keputusan terintegrasi, terbukti efektif untuk memecahkan permasalahan dalam mengembangkan solusi yang mudah untuk diimplementasikan oleh para pengambil keputusan.