Hunian merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan termasuk bagi generasi Y dan Z
sebagai populasi yang tengah mendominasi di dunia termasuk di Indonesia. Preferensi
dari dua generasi ini menjadi sangat penting dalam mempengaruhi berbagai pasar
termasuk pasar hunian. Dua generasi ini memiliki keterbatasan dalam membeli rumah,
selain itu kondisi harga tanah yang semakin meningkat menyebabkan semakin sulit
untuk membeli rumah terutama di area pusat kota. Selain itu, kehidupan perkotaan dan
fenomena urbanisasi mendorong perilaku masyarakat yang semakin individualis,
sehingga diperlukan upaya termasuk perancangan perumahan yang dapat membangun
interaksi sosial. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk identifikiasi perancangan yang
mewadahi kebutuhan generasi tersebut serta mendorong interaksi sosial.
Pada penelitian ini, studi kasus dilakukan di kawasan Aerotropolis Bandara
Kualanamu, Deli Serdang. Kawasan ini sedang mengalami pengembangan kawasan
yang terintegrasi antara moda pesawat udara, kereta api, dan kendaraan pada jalan raya,
serta multi fungsi mencakup pusat komersial, perkantoran, dan perumahan.
Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan kuesioner secara daring. Studi
literatur yang dilakukan terkait dengan teori preferensi , interaksi sosial dalam
perumahan, dan kenyamanan di dalam hunian. Selanjutnya penyebaran kuesioner
dilakukan untuk memperoleh data preferensi calon pengguna, yaitu masyarakat Kota
Medan dan sekitarnya yang berusia 18 hingga 40 tahun. Data-data yang terkumpul
kemudian dilakukan analisis dan diperoleh kriteria desain yang digunakan untuk
merancang. Kriteria desain ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori tapak blok,
tapak kavling, dan unit atau bangunan. Melalui kriteria ini, rancangan fisik perumahan
yang mewadahi interaksi sosial berupa penerapan courtyard housing, ketersediaan
fasilitas bersama sesuai dengan preferensi pengguna, serta rancangan interior yang
menerapkan konsep compact house.