ABSTRAK Mona Munawaroh
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Mona Munawaroh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Mona Munawaroh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Mona Munawaroh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Mona Munawaroh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Mona Munawaroh
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Nikel banyak digunakan sebagai paduan dan komoditas unggul karena memiliki
sifat kekuatan dan ketahanan korosi yang tinggi. Nikel merupakan unsur ke-24 yang
paling banyak di kerak bumi. Sumber daya nikel dunia terdiri dari 72% nikel laterit
dan 28% nikel sulfida. Pemrosesan bijih nikel laterit akan menghasilkan feronikel
yang menjadi bahan baku baja tahan karat. Beberapa teknologi untuk memproduksi
feronikel diantaranya adalah Rotary Kiln – Electric Furnace (RK – EF), reduksi
langsung – pemisahan magnetik, dan sintering – electric furnace. PT Vale
Indonesia Tbk. adalah salah satu produsen nikel dalam bentuk mate yang
menggunakan teknologi RK – EF, tetapi teknologi ini membutuhkan energi yang
tinggi yaitu 502 kWh/t kalsin pada tanur listrik sehingga menjadi tantangan untuk
mencari alternatif teknologi lain yang lebih hemat energi. Studi literatur ini
bertujuan untuk mengulas parameter operasi pada ketiga teknologi yang telah
disebutkan dan melakukan perbandingan dengan simulasi reduksi bijih nikel laterit
dengan Factsage 7.1.
Studi literatur diawali dengan mengumpulkan buku, jurnal, dan prosiding yang
berhubungan dengan proses reduksi bijih nikel laterit untuk memproduksi feronikel
atau nickel pig iron (NPI). Literatur yang telah didapat kemudian diambil datanya
untuk dianalisis sehingga diperoleh informasi sebagai poin pembahasan untuk
menjawab tujuan dari studi literatur ini. Simulasi menggunakan perangkat lunak
Factsage 7.1 mengenai proses reduksi bijih nikel dilakukan untuk melihat pengaruh
temperatur terhadap jenis produk yang dihasilkan pada penambahan reduktor
sebanyak 5% dan mengetahui pengaruh penambahan karbon dan CaO pada produk
hasil reduksi dengan temperatur operasi 1550oC.
Hasil studi menunjukkan bahwa teknologi reduksi langsung – pemisahan magnetik
memiliki temperatur operasi yang lebih rendah dibandingkan RK – EF dan
Sintering Electric – Furnace. Oleh karena itu teknologi tersebut lebih hemat energi,
tetapi kadar nikel pada produk pun lebih rendah. Teknologi Sintering – Electric
Furnace membentuk fasa pengikat pada sinter sehingga transportasi produk
intermediet akan lebih mudah dibandingkan dengan kalsin pada teknologi RK – EF.
Rentang temperatur operasi peleburan RK – EF adalah 1300-1700oC sedangkan
pada reduksi langsung – pemisahan magnetik adalah 1100-1300oC. Pada proses
Sintering – Electric Furnace kekuatan sinter terbaik dicapai pada basisitas bahan
baku 1,5 dan 1,9. Hasil simulasi termodinamika menunjukkan produk hasil reduksi
bijih nikel laterit dengan penambahan 5% karbon adalah fasa Fe-Liquid, terak,
olivin, Spinel, dan gas. Penambahan karbon akan meningkatkan persen perolehan
Ni dan akan mulai stagnan pada penambahan 6% C. Penambahan CaO akan
meningkatkan jumlah dan basisitas terak.