digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Rizky Rama Putra
PUBLIC Alice Diniarti

Cekungan Sunda merupakan suatu half graben yang terisi dengan sedimen kenozoik, dimana sedimen berumur Oligosen dan Miosen merupakan target utama dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon. Salah satu target eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon pada cekungan ini adalah pada Anggota Gita yang berada pada Formasi Talang Akar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dinamika sedimentasi Anggota Gita melalui analisis asosiasi fasies berdasarkan data batuan inti dan data log talikawat. Dengan identifikasi litologi pada sumur B-03, terdapat empat asosiasi fasies pada interval Anggota Gita, yaitu fluvial channel system, swamp/marsh, intertidal flat, dan tidal sand bars. Model pengendapan dibuat dengan menggabungkan data asosiasi fasies dan data peta isochron/basement. Dari peta tersebut dapat diinterpretasikan bahwa secara umum interval Anggota Gita memiliki arah pengendapan dari Utara-Selatan dan Barat-Timur. Model Pengendapan Parasekuen-set Interval 1 merupakan fluvial channel system, dibuktikan dengan elektrofasies yang berbentuk bell shaped, dan kemudian pada bagian atasnya merupakan Model Pengendapan Parasekuen-set Interval 2, dengan lingkungan swamp/marsh-tidal flat. Hasil ini mengindikasikan adanya proses transgresi secara umum yang merubah asosiasi fasies yang fluvial channel system berangsur menjadi swamp/marsh. Kemudian, Model Pengendapan Parasekuen-set Interval 3 pada peta menggambarkan lingkungan sudah berubah ke estuarin dengan kehadiran tidal sand bars. Hal ini dibuktikan dengan adanya data batuan inti pada sumur B-03 yang menunjukkan bahwa litologi yang terendapkan merupakan bagian dari tidal sand bars pada sistem estuarin. Pada Interval 4, juga ditemukan asosiasi fasies yang sama dengan Dari semua model pengendapan tiap interval mengindikasikan bahwa dinamika sedimentasi pada Anggota Gita bersifat transgresif dan retrogradasional, dengan dibuktikan dari proporsi asosiasi fasies pada bagian bawah Anggota Gita yang didominasi oleh lingkungan fluvial dan rawa, kemudian semakin ke atas lingkungannya berubah menjadi lingkungan estuarin. Dari hasil penelitian ini terdapat asosiasi fasies yang potensial menjadi batuan reservoir hidrokarbon yaitu asosiasi fasies fluvial channel system dimana asosiasi fasies ini memiliki ketebalan lapisan batupasir yang mencapai 50 meter dan memiliki pelamparan secara lateral selebar 5 hingga 10 kilometer.