digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

asar modal Indonesia mengalami penurunan ke level 5.311 ketika ditemukannya kasus COVID-19 pertama kali. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasar modal Indonesia dilihat dari composite dan sepuluh sektoral index secumulative abnormal returna signifikan mendapatkan dampak dari terjadinya beberapa peristiwa COVID-19. Penelitian ini menguji dua bentuk efisiensi market hipotesis pada pasar modal Indonesia, yaitu weak dan semi-strong form efficiency. Weak form efficiency akan diuji dengan menggunakan run test dan variance ratio dengan periode 2 Maret 2016 hingga 2 Maret 2021. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bentuk pergerakan harga pasar. Apabila harga terbentuk mengikuti pola random walk, maka pasar modal Indonesia efisien dalam kondisi weak form. Jika weak form efficiency sudah didapatkan pada sebuah pasar modal, selanjutnya penelitian terkait semi-strong form efficiency dapat dilakukan. Semistrong efficiency dapat dianalisa melalui event study untuk mengetahui apakah harga saham atau index terbentuk akibat reaksi yang didapatkan dari sebuah informasi. Reaksi ini dapat dilihat dari nilai abnormal return dan uji signifikansi dari masing-masing index yang diteliti. Apabila nilai abnormal return signifikan, maka saham atau index tersebut efisien dalam kondisi semi-strong. Penelitian event study dilakukan dengan melihat enam kejadian terkait COVID-19 di Indonesia seperti: 1) Pembentukan call center penyebaran virus di Jakarta (23 Januari 2020), 2) Pengumuman resmi WHO tentang COVID-19 menjadi kasus darurat Internasional (20 Januari 2020), 3) Penemuan kasus COVID-19 pertama di Indonesia (2 Maret 2020), 4) Pelaksanaan kebijakan PSBB pertama (6 April 2020), 5) Penerimaan vaksin Sinovac ke Indonesia (7 Desember 2020), dan 6) Pelaksanaan vaksinasi massal di Indonesia (13 Januari 2021). Hasil dari penelitian ini adalah harga yang dimiliki oleh composite index bergerak mengikuti pola random walk model. Oleh karena itu, para investor akan sangat kesulitan untuk memprediksi harga di masa depan dengan menggunakan harga di masa lampau. Sehingga, pasar modal Indonesia dapat disimpulkan efisien dalam bentuk weak form. Pada pengujian event study untuk composite index, terdapat cumulative abnormal return negatif yang signifikan pada saat penemuan kasus COVID-19 pertama di Indonesia. Pada pelaksanaan kebijakan PSBB pertama, ditemukan cumulative abnormal positive yang signifikan pada composite index. Dilihat dari sectoral view, terdapat beberapa reaksi yang berbeda dari masing-masing index sebagai dampak dari terjadinya peristiwa terkait COVID-19 di Indonesia. Pada informasi terkait pementukan call center di Jakarta, tidak ditemukan satupun cumulative abnormal return yang signifikan pada sepuluh sectoral index yang diteliti.