ABSTRAK Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana COVER Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Evi Nurul Hidayati
PUBLIC yana mulyana
Phyllanthus niruri merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan sebagai
obat tradisional, misalnya imunomodulator. Salah satu pemanfaatan ekstrak ini
adalah formulasi nanopartikel menggunakan matriks kitosan yang bertujuan
sebagai terapi co-adjuvant untuk peningkatan respon imun terhadap HBsAg pada
kasus hepatitis. Studi toksisitas akut pada hematologi dan beberapa organ
diantaranya ginjal dan hati menunjukan tidak terjadi toksisitas. Sedangkan studi
toksisitas sub kronik pada testis menunjukan terjadinya toksisitas berupa
ketidakseimbangan hormonal dan kerusakan degeneratif pada tubulus seminiferus.
Salah satu sel yang berperan dalam proses spermatogenesis adalah sel sertoli.
Adanya gangguan pada sel sertoli dapat mengakibatkan gangguan pada
spermatogenesis sehingga dapat mempengaruhi fertilitas. Jalur persinyalan
testosteron non klasik merupakan salah satu jalur persinyalan yang mempengaruhi
fungsi sel sertoli. Terdapat beberapa aktivasi protein yang terlibat pada jalur ini,
salah satunya Src dan EGFR. Pada penelitian ini dilakukan formulasi nanopartikel
Phyllanthus niruri (PN), karakterisasi formula serta studi inhibisi aktivasi Src dan
EGFR menggunakan western blot pada lini sel TM4. Sel TM4 diperoleh dari sel
sertoli pada mencit jantan. Hasil ukuran, indeks polidispersitas, zeta potensial
yaitu 171 nm, 0,274 dan +37,82. Sedangkan efisiensi penjeratan yaitu 75%. Nilai
IC50 dari uji viabilitas menggunakan CCK-8 yaitu 206 ppm. Hasil studi inhibisi
aktivasi Src menunjukan bahwa terjadi inhibisi aktivasi Src dengan perbedaan
bermakna pada kelompok uji nanopartikel PN 500 ppm (p<0,5). Studi pada EGFR
menunjukan bahwa terjadi inhibisi aktivasi EGFR pada nanopartikel PN 7,81
ppm; 31,25 ppm; 125 ppm. Inhibisi aktivasi Src dan EGFR dapat menyebabkan
gangguan pada spermatogenesis dan fertilitas pria, hal ini dimungkinkan terjadi
karena adanya gangguan pada proses penempelan germ cell pada sel sertoli dan
gangguan pelepasan sperma dewasa.