Bencana yang melibatkan kebocoran gas kimia berbahaya merupakan kejadian
yang berbahaya. Karena itu tidak etis menugaskan petugas untuk melakukan
pemetaan kondisi tempat kejadian, dan berbahaya bagi petugas tersebut.
Perkembangan teknologi terkini memberikan pilihan dalam melakukan pemetaan
kondisi tempat kejadian, yaitu dengan beberapa perangkat nirawak yang mampu
melakukan pemetaan baik di udara dan di permukaan tanah. Untuk itu diperlukan
sebuah sistem koordinasi antar perangkat, untuk melakukan pemetaan gas pada
posisi dan waktu yang sinkron, namun dalam ketinggian yang berbeda. Dalam
sistem koordinasi antar perangkat nirawak, pengembangan sistem sinkronisasi
pembacaan data pemetaan sangatlah penting, terutama untuk memastikan data yang
diambil setiap perangkat memiliki waktu yang sinkron. Pengembangan dilakukan
dengan mendesain dan mengimplementasikan 3 subsistem, sinkronisator waktu
sebagai sinkronisasi data waktu antar perangkat, penerima data serial sebagai
sinkronisasi pengambilan data sensor gas kimia berbahaya antar perangkat, dan
penaut data sebagai sinkronisasi penautan data posisi dan data pengukuran gas antar
perangkat nirawak. Kesimpulan yang didapat dari dokumen ini adalah sistem
sinkronisasi pembacaan data pemetaan telah diimplemetasikan dengan baik namun
pada beberapa bagian menghasilkan keterlambatan data waktu yang tidak sinkron.
Hal ini disebabkan karena jarak perangkat dalam jaringan, serta keterlambatan dari
jaringan sistem sinkronisasi pembacaan data pemetaan