digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bencana yang melibatkan kebocoran gas kimia berbahaya merupakan kejadian yang berbahaya. Karena itu tidak etis menugaskan petugas untuk melakukan pemetaan kondisi tempat kejadian, dan berbahaya bagi petugas tersebut. Perkembangan teknologi terkini memberikan pilihan dalam melakukan pemetaan kondisi tempat kejadian, yaitu dengan beberapa perangkat nirawak yang mampu melakukan pemetaan baik di udara dan di permukaan tanah. Untuk itu diperlukan sebuah sistem koordinasi antar perangkat, untuk melakukan pemetaan gas pada posisi dan waktu yang sinkron, namun dalam ketinggian yang berbeda. Dalam sistem koordinasi antar perangkat nirawak, pengembangan sistem sinkronisasi pembacaan data pemetaan sangatlah penting, terutama untuk memastikan data yang diambil setiap perangkat memiliki waktu yang sinkron. Pengembangan dilakukan dengan mendesain dan mengimplementasikan 3 subsistem, sinkronisator waktu sebagai sinkronisasi data waktu antar perangkat, penerima data serial sebagai sinkronisasi pengambilan data sensor gas kimia berbahaya antar perangkat, dan penaut data sebagai sinkronisasi penautan data posisi dan data pengukuran gas antar perangkat nirawak. Kesimpulan yang didapat dari dokumen ini adalah sistem sinkronisasi pembacaan data pemetaan telah diimplemetasikan dengan baik namun pada beberapa bagian menghasilkan keterlambatan data waktu yang tidak sinkron. Hal ini disebabkan karena jarak perangkat dalam jaringan, serta keterlambatan dari jaringan sistem sinkronisasi pembacaan data pemetaan