Pulau kecil merupakan salah wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim,
di antaranya peningkatan curah hujan, peristiwa cuaca ekstrem, dan
kenaikan permukaan laut. Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung merupakan satusatunya pulau kecil berpenduduk namun belum terdapat penelitian yang menujukan
dan tingkat resiliensi komunitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
tingkat resiliensi komunitas di Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung terhadap dampak
perubahan iklim. Metode pengumpulan data primer dengan observasi, penyebaran
kuesioner dan wawancara. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
kajian dari berbagai dokumen dan data statistik. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, serta analisis pembobotan.
Penilaian resiliensi komunitas menggunakan delapan elemen resiliensi komunitas
yaitu elemen tata kelola, sosial-ekonomi, manajemen sumber daya alam, guna lahan,
pengetahuan risiko, peringatan dini dan evakuasi, tanggap darurat serta pemulihan.
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 responden diketahui bahwa dampak
perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Pulau Pasaran
adalah peningkatan curah hujan, kenaikan permukaan laut dan peningkatan cuaca
ekstrem. Berdasarkan identifikasi elemen resiliensi, resiliensi komunitas masih
rendah. Elemen resiliensi bernilai tinggi adalah guna lahan (3,50), dan nilai sedang
dimiliki oleh elemen tata kelola (2,75) dan elemen sosial ekonomi (2,5). Sedangkan
elemen manajemen sumber daya alam (1,75) dan peringatan dini dan evakuasi (2,00)
memiliki nilai rendah. Selain itu, nilai sangat rendah dimiliki elemen pengetahuan
risiko (0,75), pemulihan (0,75) dan tanggap darurat (0,25). Hasil ini mengindikasikan
bahwa resiliensi komunitas terhadap dampak perubahan iklim masih rendah, terutama
dalam dimensi manajemen bencana. Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan resiliensi komunitas Pulau Pasaran di antaranya adalah melakukan
analisis kajian kebencanaan, melakukan adaptasi perubahan iklim seperti diversifikasi
pekerjaan ataupun pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menjaga lingkungan.