digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Radikal bebas seperti molekul oksigen reaktif (ROS) dan molekul nitrogen reaktif (RNS) telah diketahui terlibat dalam timbulnya patogenesis berbagai penyakit. Salah satu sumber radikal bebas yaitu proses oksidasi xantin atau hipoxantin oleh xantin oksidase menjadi asam urat. Hiperurisemia dan gout merupakan gangguan metabolisme yang menyebabkan akumulasi asam urat pada persendian dan ginjal. Penggunaan allopurinol secara klinik dalam penanganan hiperurisemia dan gout memberikan efek samping diantaranya hepatitis, nefropati, hipersensitivitas dan ruam kulit. Jumlah radikal bebas yang tidak diimbangi dengan antioksidan dapat menimbulkan kondisi stres oksidatif. Peningkatan kadar asam urat dan kondisi stres oksidatif dapat meningkatkan komplikasi sindrom metabolik, sehingga perlu dikembangkan pencarian komponen yang memiliki aktivitas inhibisi xantin oksidase dengan kemampuan antioksidan. Salah satu golongan yang memiliki aktivitas antioksidan dan inhibisi xantin oksidase adalah polifenol. Sumber utama polifenol berasal dari tumbuhan. Tumbuhan marga Cratoxylum secara tradisional digunakan pada keracunan makanan, pendarahan internal, sebagai tonik, pengobatan sakit perut, peluruh air kencing, mencegah kegemukan, mengurangi lemak darah dan menurunkan tekanan darah tinggi. Aktivitas farmakologi marga Cratoxylum diantaranya antioksidan, aktivitas sitotoksik, antibakteri, antimalaria, antitukak, inhibisi tirosin fosfatase dan inhibisi ?-glukosidase. Salah satu tumbuhan marga Cratoxylum yang belum banyak dilakukan pengkajian terkait aktivitas dan informasi kandungan senyawa adalah tumbuhan idat (Cratoxylym glaucum Korth.). Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas aktivitas antioksidan dan inhibisi xantin oksidase (XO) tumbuhan idat (Cratoxylum glaucum Korth.). Penelitian melalui beberapa tahapan utama yaitu karakterisasi simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi, penetapan kadar fenol total dan flavonoid total, uji aktivitas antioksidan, inhibisi XO secara in vitro dan secara kromatografi lapis tipis (KLT), isolasi, uji aktivitas biologi isolat dan karakterisasi-identifikasi isolat. ii Simplisia daun, ranting dan korteks idat mengandung golongan flavonoid, tanin, kuinon, fenol, saponin dan steroid/triterpenoid. Hasil penetapan kadar abu total, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air secara berurutan: simplisia daun 3,36; 12,26; 13,03%; simplisia ranting 1,73; 5,28; 4,78 %; simplisa korteks 1,65; 10,03; 7,09%. Ekstraksi dilakukan secara refluks menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol. Diperoleh rendemen secara berurutan: ekstrak daun 4,61; 7,63; 16,12%; ekstrak ranting 3,29; 3,26; 3,18%; ekstrak korteks 2,33; 4,25; 12,84%. Ekstrak 1% memiliki bobot jenis 0,62-0,91. Hasil penetapan kadar fenol total dan flavonoid total ekstrak daun, ranting dan korteks berada pada rentang secara berurutan 6,62 - 48,77 (g GAE/100 g ekstrak) dan 1,54 - 25,96 (g QE/100 g ekstrak). Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) diperoleh nilai AAI (Antioxidant Activity Index) antara 0,33 - 10,50. Sebagai pembanding asam askorbat dan kuersetin dengan nilai AAI secara berurutan 9,46 dan 14,81. Pengujian aktivitas inhibisi xanthin oxidase (XO) secara in vitro menggunakan microplate reader diperoleh nilai IC50 bervariasi antara 36,64 - 96,96 µg/mL dan allopurinol dengan IC50 sebesar 5,02 µg/mL. Isolat DE2-A dan DE2-C, telah berhasil diisolasi dari ekstrak etil asetat daun idat. Uji kualitatif secara KLT menunjukkan kedua isolat mempunyai aktivitas antioksidan dan inhibisi XO. Uji kuantitatif menunjukkan bahwa kedua isolat memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai AAI secara berurutturut 8,14 dan 14,97, serta aktivitas inhibisi XO dengan IC50 berturut-turut 39,84 dan 61,24 µg/mL. Berdasarkan hasil karakterisasi dan identifikasi dengan Resonansi Magnet Inti (RMI) diketahui bahwa isolat DE2-A merupakan asam protokatekuat dan DE2-C adalah kuersitrin, yang merupakan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antioksidan dan penghambat XO. Daun idat memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan dan inhibisi XO.