Radikal bebas seperti molekul oksigen reaktif (ROS) dan molekul nitrogen
reaktif (RNS) telah diketahui terlibat dalam timbulnya patogenesis berbagai
penyakit. Salah satu sumber radikal bebas yaitu proses oksidasi xantin atau
hipoxantin oleh xantin oksidase menjadi asam urat. Hiperurisemia dan gout
merupakan gangguan metabolisme yang menyebabkan akumulasi asam urat
pada persendian dan ginjal. Penggunaan allopurinol secara klinik dalam
penanganan hiperurisemia dan gout memberikan efek samping diantaranya
hepatitis, nefropati, hipersensitivitas dan ruam kulit. Jumlah radikal bebas
yang tidak diimbangi dengan antioksidan dapat menimbulkan kondisi stres
oksidatif. Peningkatan kadar asam urat dan kondisi stres oksidatif dapat
meningkatkan komplikasi sindrom metabolik, sehingga perlu dikembangkan
pencarian komponen yang memiliki aktivitas inhibisi xantin oksidase
dengan kemampuan antioksidan.
Salah satu golongan yang memiliki aktivitas antioksidan dan inhibisi xantin
oksidase adalah polifenol. Sumber utama polifenol berasal dari tumbuhan.
Tumbuhan marga Cratoxylum secara tradisional digunakan pada keracunan
makanan, pendarahan internal, sebagai tonik, pengobatan sakit perut,
peluruh air kencing, mencegah kegemukan, mengurangi lemak darah dan
menurunkan tekanan darah tinggi. Aktivitas farmakologi marga Cratoxylum
diantaranya antioksidan, aktivitas sitotoksik, antibakteri, antimalaria,
antitukak, inhibisi tirosin fosfatase dan inhibisi ?-glukosidase. Salah satu
tumbuhan marga Cratoxylum yang belum banyak dilakukan pengkajian
terkait aktivitas dan informasi kandungan senyawa adalah tumbuhan idat
(Cratoxylym glaucum Korth.). Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi
dan menguji aktivitas aktivitas antioksidan dan inhibisi xantin oksidase
(XO) tumbuhan idat (Cratoxylum glaucum Korth.).
Penelitian melalui beberapa tahapan utama yaitu karakterisasi simplisia,
penapisan fitokimia, ekstraksi, penetapan kadar fenol total dan flavonoid
total, uji aktivitas antioksidan, inhibisi XO secara in vitro dan secara
kromatografi lapis tipis (KLT), isolasi, uji aktivitas biologi isolat dan
karakterisasi-identifikasi isolat.
ii
Simplisia daun, ranting dan korteks idat mengandung golongan flavonoid,
tanin, kuinon, fenol, saponin dan steroid/triterpenoid. Hasil penetapan kadar
abu total, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air secara berurutan:
simplisia daun 3,36; 12,26; 13,03%; simplisia ranting 1,73; 5,28; 4,78 %;
simplisa korteks 1,65; 10,03; 7,09%. Ekstraksi dilakukan secara refluks
menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol. Diperoleh rendemen
secara berurutan: ekstrak daun 4,61; 7,63; 16,12%; ekstrak ranting 3,29;
3,26; 3,18%; ekstrak korteks 2,33; 4,25; 12,84%. Ekstrak 1% memiliki
bobot jenis 0,62-0,91.
Hasil penetapan kadar fenol total dan flavonoid total ekstrak daun, ranting
dan korteks berada pada rentang secara berurutan 6,62 - 48,77 (g GAE/100
g ekstrak) dan 1,54 - 25,96 (g QE/100 g ekstrak). Uji aktivitas antioksidan
dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)
diperoleh nilai AAI (Antioxidant Activity Index) antara 0,33 - 10,50. Sebagai
pembanding asam askorbat dan kuersetin dengan nilai AAI secara berurutan
9,46 dan 14,81. Pengujian aktivitas inhibisi xanthin oxidase (XO) secara in
vitro menggunakan microplate reader diperoleh nilai IC50 bervariasi antara
36,64 - 96,96 µg/mL dan allopurinol dengan IC50 sebesar 5,02 µg/mL.
Isolat DE2-A dan DE2-C, telah berhasil diisolasi dari ekstrak etil asetat
daun idat. Uji kualitatif secara KLT menunjukkan kedua isolat mempunyai
aktivitas antioksidan dan inhibisi XO. Uji kuantitatif menunjukkan bahwa
kedua isolat memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai AAI secara berurutturut 8,14 dan 14,97, serta aktivitas inhibisi XO dengan IC50 berturut-turut
39,84 dan 61,24 µg/mL. Berdasarkan hasil karakterisasi dan identifikasi
dengan Resonansi Magnet Inti (RMI) diketahui bahwa isolat DE2-A
merupakan asam protokatekuat dan DE2-C adalah kuersitrin, yang
merupakan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antioksidan dan
penghambat XO. Daun idat memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
sumber antioksidan dan inhibisi XO.