digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemberian antibiotik profilaksis sebelum dilakukan pembedahan ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi luka daerah operasi. Ketidaktepatan pemberian antibiotik profilaksis berisiko menyebabkan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO). Resistensi terhadap antibiotik tidak dapat dihilangkan, namun dapat dihambat perkembangannya salah satunya dengan penggunaan antibiotik yang rasional. Analisis masalah terkait obat atau drug related problem (DRP) pada penggunaan antibiotik profilaksis dapat dievaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens dan secara kuantitatif menggunakan metode Anatomy Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) untuk mengetahui nilai DDD dan Drug Utilization (DU) 90%. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan serta menganalisis faktor penyebab ILO pada pasien yang diberikan antibiotik profilaksis prabedah. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel data rekam medis pasien yang mengalami tindakan pembedahan, dirawat inap di ruang Kana dan Kemuning pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 75,65% data rekam medis dengan penggunaan antibiotik yang tepat. Terdapat ketidaktepatan waktu pemberian pada 22,17% kasus dan tidak diindikasikannya antibiotik pada 1,18% kasus. Berdasarkan hasil perhitungan DDD, sefazolin merupakan antibiotik profilaksis yang paling banyak diberikan, dan termasuk ke dalam segmen DU 90% yang artinya 90% penggunaan antibiotik profilaksis adalah antibiotik sefazolin. Dari 424 sampel yang diambil, 8 orang pasien diantaranya mengalami ILO. Dilakukan analisis untuk mengamati hubungan antara waktu dan dosis pemberian antibiotik profilaksis dengan kejadian ILO. Hasil analisis Fisher Exact menunjukkan bahwa pada dosis pemberian (p ?0,05) tidak terdapat hubungan antara dosis sefazolin dengan kejadian ILO, artinya pemberian dosis 1 g maupun 2 g tidak berpengaruh terhadap kejadian ILO. Waktu pemberian antibiotik profilaksis dengan nilai p = 0,002 menunjukkan bahwa, secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara waktu pemberian antibiotik profilaksis dengan kejadian ILO, artinya waktu pemberian antibiotik profilaksis berpengaruh terhadap kejadian ILO.