ABSTRAK Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Danu Larasati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP DANU LARASATI_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2021 TA PP DANU LARASATI_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Pertambahan penduduk perkotaan mengakibatkan terjadinya peningkatan
kebutuhan lahan terbangun, khususnya di daerah pinggiran kawasan perkotaan. Hal
ini yang terjadi di Wilayah Cekungan Bandung, dimana konversi lahan hutan dan
pertanian menjadi lahan terbangun telah menghilangkan fungsi resapan air dan
perlindungan bagi daerah di bawahnya, serta fungsi produksi pangan. Di sisi lain,
pemerintah memiliki kebijakan rencana tata ruang yang berfungsi sebagai instrumen
pengendalian perubahan guna lahan. Tujuan dari studi ini adalah untuk
mengidentifikasi dinamika perubahan tutupan lahan di Wilayah Cekungan Bandung
dan implikasinya terhadap kebijakan tata ruang. Pemodelan Cellular Automata dan
model regresi logistik biner (RLB) digunakan untuk mengidentifikasi faktor
pendorong perubahan tutupan lahan dan perkembangannya di masa mendatang. Data
spasial diperoleh dari citra satelit Sentinel-2 tahun 2017 dan 2020. Hasil regresi
menunjukkan bahwa terdapat enam faktor yang berpengaruh, yaitu ketinggian, jenis
tanah, jarak terhadap jalan lokal, serta jarak terhadap permukiman, sarana
pendidikan, dan pusat industri. Simulasi dengan LanduseSim dilakukan dengan dua
skenario yaitu berbasis target perencanaan, serta berbasis trend pertumbuhan
penduduk dan perubahan tutupan lahan. Dengan tingkat akurasi 84,71% maka model
dapat diterima untuk memprediksi tutupan lahan pada tahun 2038. Hasil prediksi
menunjukkan perkembangan lahan terbangun lebih besar terjadi pada skenario trend.
Sedangkan, skenario target (64,64%) memiliki tingkat kesesuaian terhadap rencana
pola ruang yang lebih tinggi dari pada skenario trend (63,77%). Hal ini
mengindikasikan bahwa berdasarkan hasil studi, pemodelan dinamika perubahan
tutupan lahan tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi perubahan luasan
masing-masing tutupan lahan, namun dapat juga melihat tingkat kesesuaian
berdasarkan rencana alokasi ruang. Studi ini menyarankan bahwa pemerintah dapat
membuat strategi maupun kebijakan alokasi ruang yang lebih sesuai dengan
perkembangan yang ada dengan mempertimbangkan berbagai skenario, sehingga
ketidaksesuaian keadaan tutupan lahan eksisiting maupun prediksi dapat
diminimalkan.