Abstrak :
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kota-kota di Indonesia termasuk kota Bandung. Penanganan dan pengendalian permasalahan persampahan di Kota Bandung menjadi semakin kompleks dan rumit . Masyarakat tidak mau berurusan terlalu dekat dengan sampah, padahal sudah dipastikan bahwa setiap hari mereka akan selalu menghasilkan sampah. Mereka berharap kegiatan sehari-hari mereka bisa terhindar dari sampah dan komponen-komponennya, seperti TPS maupun truk pengangkut sampah.
Permasalahan persampahan di Kota Bandung mulai dapat terlihat dan dirasakan saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, yang selama ini menjadi TPA utama Kota Bandung, mengalami bencana longsor. Pemkot Bandung menggunakan TPA pengganti sementara di Sarimukti untuk menangani masalah ini. Ke depannya Pemkot Bandung memilih untuk menggunakan teknologi yang dinamakan waste to energy.
Keberadaan PLTS ini tentunya akan mempengaruhi kondisi pengangkutan persampahan di Kota Bandung. Pada awalnya truk-truk ini akan bergerak dari setiap TPS menuju TPA, namun dengan adanya PLTS, maka rute pergerakan truk-truk tersebut akan berubah haluan menuju PLTS. Pengangkutan sampah di Kota Bandung sendiri saat ini tidak memiliki rencana dan aturan yang jelas. Hal ini menyebabkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat Kota Bandung sendiri, salah satunya adalah gangguan lalu lintas. Kegiatan pengangkutan sampah berbenturan dengan waktu sebagian besar masyarakat yang melakukan aktivitasnya. Jam sibuk masyarakat saja telah menyebabkan kepadatan serta kemacetan di beberapa ruas jalan Kota Bandung, lalu ditambah dengan kegiatan pengangkut sampah maka hambatan yang terjadi di jalan-jalan Kota Bandung semakin besar.
Studi ini bermaksud untuk mengkaji rute truk pengangkut sampah saat ini dan syarat-syarat yang diperlukan untuk penentuan rute, untuk mengetahui bagaimana pergerakan truk pengangkut sampah dari TPS menuju PLTS agar semua sampah dapat terangkut serta mengurangi benturan antara pergerakan masyarakat dan truk pengangkut sampah. Studi ini menjadi penting mengingat pembangunan PLTS ini bisa merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah persampahan yang cukup efektif di Kota Bandung.