digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Royyan Adiwijaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Malaria merupakan penyakit infektif yang sangat mematikan. Menurut penelitian pada tahun 2019, angka keparahan di negara tropis seperti Indonesia dapat meningkat 100 kali lipat dari wilayah subtropis. Selain itu, vaksin yang digunakan untuk mencegah malaria sampai saat in belum ada sehingga pengobatan kuratif masih diandalkan. Pengobatan kuratif konvensional memiliki banyak hambatan seperti efek samping tinggi (kinin), angka resistensi tinggi (klorokuin), dan spektrum yang terbatas (seluruh terapi kecuali artemisinin). Artemisinin merupakan opsi kuratif terbaik saat ini namun suplai terbatas membuat harga artemisinin relatif mahal dari pilihan lain. Dari banyak metode, produksi semisintesis menggunakan mikroba dinilai yang paling dapat dikembangkan ke skala industri. Tujuan penulisan skripsi ini adalah menemukan perkembangan, langkah kritis, serta inang dan kondisi bioreaksi terbaik untuk meningkatkan produksi artemisinin dengan rekayasa mikroba. Sumber data yang digunakan adalah jurnal internasional (dari PubMed dan Google Scholar) dan laporan kasus (WHO, Riskesdas, dll). Kriteria kelayakan sumber adalah sumber membahas soal produksi artemisinin terutama metode rekayasa mikroba serta data lain yang dapat mendukung kajian ini. Metodologi kajian dilakukan dengan pendekatan kausal komparatif. Kesimpulan yang didapat dari kajian ini adalah metode semisintesis perkembangannya yang dimulai dari transformasi gen tunggal sampai ke penerapan koekspresi banyak gen serta protein fusi ini memiliki langkah kritis pada identifikasi dan manipulasi tahap penentu laju pada bioreaksi artemisinin. Mikroba terbaik sebagai inang produksi semisintesis artemisinin adalah S. cerevisiae dengan kondisi ideal seperti suhu 30 °C, pH 5-6, tingkat inokulum 2.5-14%, menggunakan karbon glukosa-ethanol dan sumber nitrogen organik pada bioreaktor fed-batch.