digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fiona Changdrian
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan resistensi bakteri dan fungi terhadap senyawa antimikroba secara pesat merupakan salah satu tantangan besar dalam terapi penyakit infeksi saat ini. Kondisi ini telah memicu berbagai usaha untuk mencari dan menemukan senyawa antimikroba efektif baru, terutama yang berasal dari alam, untuk dijadikan sebagai alternatif pengobatan. Minyak atsiri merupakan produk bahan alam yang tersusun dari senyawa-senyawa metabolit sekunder tumbuhan dan telah dikenal secara luas memiliki potensi pemanfaatan sebagai antibakteri dan antifungi. Studi literatur ini ditujukan untuk mempelajari pengaruh formulasi nanoemulsi/mikroemulsi terhadap aktivitas minyak atsiri tumbuhan Indonesia serta menentukan jenis minyak atsiri terbaik untuk dikembangkan sebagai sediaan nanoemulsi/mikroemulsi yang berkhasiat sebagai antibakteri dan antifungi. Pustaka yang digunakan dalam studi ini diperoleh dari hasil pencarian melalui mesin pencari dan database elektronik berupa PubMed Central, Science Direct, dan Google Scholar. Selanjutnya, dilakukan proses seleksi dan ekstraksi data dari setiap pustaka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, lalu data dianalisis sesuai dengan topik dan tujuan studi literatur. Dari hasil penelusuran, dipilih 20 jenis minyak atsiri yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi berdasarkan hasil uji in vitro. Berbagai hasil penelitian menyatakan bahwa formulasi nanoemulsi/mikroemulsi dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan efektivitas antimikroba minyak atsiri dan hasilnya sangat bergantung pada jenis senyawa bioaktif minyak atsiri. Di antara 20 jenis minyak atsiri yang dipilih dalam studi ini, minyak atsiri lengkuas memiliki potensi yang paling tinggi untuk dikembangkan sebagai sediaan nanoemulsi/mikroemulsi karena berbagai hasil formulasinya dilaporkan mampu memberikan aktivitas antimikroba yang efektif, mengalami peningkatan efektivitas secara signifikan, dan memiliki stabilitas aktivitas yang baik selama masa penyimpanan. Berdasarkan hasil kajian studi literatur ini, formulasi nanoemulsi/mikroemulsi yang optimal dinilai mampu memperbaiki karakteristik dispersibilitas dan bioavailabilitas senyawa aktif hidrofobik sehingga cocok digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan stabilitas aktivitas sediaan minyak atsiri di masa yang akan datang.