digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 TA PP ANASTADIA DINDA CIPTAVIANA 1.pdf ]
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

ABSTRAKPERANCANGAN ALAT PERMAINAN EDUKASICINTA FLORA UNTUK ANAK USIA 4–6 TAHUN DI LINGKUNGAN URBANOleh:Anastasia Dinda CiptavianaNIM: 17517012Program Studi Desain ProdukTugas akhir ini mengkaji potensi Alat Permainan Edukatif (APE) untukmelatihrasa cinta terhadap flora,pada anak usia 4sampai 6 tahunyang tinggal di lingkungan urban. Studi inididasari olehpentingnya peran generasi muda dalam menjagakeberlangsungan kekayaanhayati Indonesia.Dalam situasi pandemi COVID-19,anak yang tinggaldi lingkungan urban semakin sulit untuk berinteraksi dengan florasehingga perkembangan kecerdasan naturalismereka dapat terhambat. Karena itu, studi ini dilakukan untuk menemukancara memediasiinteraksi dan pemahaman anak terhadapflora melaluiproduk,sesuai dengan “design requirement” yang dirumuskan.Hal tersebut dicapai melalui mixed method‘metode analisa campuran’ tipe konvergen paraleldenganmetode pengumpulan datastudi kepustakaan mengenai: psikologi anak usia dini, “plant blindness”‘buta flora’, dan alat permainan edukatif, studi lapangan melalui: observasi dan wawancara semi terstruktur, dan studi laboratorium melalui:eksperimen pribadi, berupa eksperimen “regrow”flora dan setek air serta eksperimen dengan partisipan target pengguna anak berupa eksperimen“regrow”flora dari sayursisa.Hal tersebut didasarkan pada tiga asumsi yaitu, anak usia 4-6 tahun memiliki kesulitan memahami konsep flora sebagai makhluk hidup, kecerdasan naturalis merupakan kemampuan seseorang menunjukkan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan faunadalam lingkungannya, dan “buta flora”merupakan ketidakmampuan manusia untuk melihat atau menyadari flora di lingkungan sekitar.Supayaprodukmemiliki nilai edukatif bagi anak dan merepresentasikan sifat asli flora dengan cara yang menarik dan mudah dipahami anak, maka dirumuskan“design requirement” yaitu: pemakaian utama di dalam rumah, milik pribadi, antropomorfisme yang bijak, kecerdasan naturalis, mudah dirawat, menstimulasi literasi flora, empati / keterikatan, dan bimbingan orang tua. Memenuhi ke delapan poin tersebut, konsep plant pet‘peliharaan flora’dipilih menjadi fokus penelitian. Produk akhir bernama “Amame”, menegaskan sifat asli flora secara visual melalui pengolahan bahasa tubuh, simbolisme,metafora, pertimbangan persepsi makhlukhidup anak, dsb., Eksperimen lebih lanjut perlu dilakukan untukmemvalidasi efektivitas “design requirement” yang telah dirumuskan. Sampai saat ini, produk dengan konsep serupa dengan melibatkan interaksi dengan flora asli masih sangat minim, karena itu penelitian untuk menemukan alternatif metode untuk melatih cinta flora pada anak usia 4-6 tahunmasih dibutuhkan.Sehinggadiperlukan pula penelitian yang dapat menegaskan posisi keilmuan desain dalam menanggapi permasalahan ini agar desainer dapat menengahi daya tarik desain dengan objektivitassains floradalam mendesain produk mengenai flora.