Pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya DKI Jakarta yang telah berlangsung sejak
bulan Maret 2020, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah DKI Jakarta
dalam menangani dinamika kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Mulai dari penerapan
PSBB, PPKM, hingga distribusi vaksinasi ke masyarakat yang selalu menuai pro dan
kontra terutama di awal penerapan karena beragamnya asumsi dan informasi yang
beredar di masyarakat, dan terkadang belum terbukti kebenarannya. Penelitian ini
berupaya untuk memberikan gambaran dinamika kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan
hubungannya dengan intervensi yang diberikan oleh pemerintah, tingkat kepatuhan
masyarakat, dan kesiapan layanan kesehatan masyarakat dalam menangani pasien
Covid-19 yang dilandasi oleh data-data dari sumber yang terpercaya. Penelitian ini
dilakukan dengan membuat pemodelan yang berbasis persamaan diferens orde 40 yang
bersifat nonlinear, time-varying dengan umpan balik positif. Model ini memanfaatkan
30 parameter, seperti kapasitas carrying capacity, alfa, tingkat penularan, tingkat
ketahanan pasien pada setiap tahapan infeksi, durasi setiap tahapan infeksi, cakupan
deteksi, dan lain-lain, sehingga cukup fleksibel untuk disesuaikan nilai setiap
parameternya sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Selain itu, model ini juga
mampu mengakomodasi dataset vaksinasi yang tersedia saat ini dengan penambahan
parameter tingkat efikasi vaksin. Penelitian ini juga melakukan simulasi skenario
protokol kesehatan yang tetap ketat dan melonggar terhadap penerapan vaksin saat ini,
sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penerapan vaksinasi tidak ada gunanya jika tidak
diiringi protokol kesehatan yang ketat. Kemudian, pencarian parameter yang optimal
untuk pengembangan model ini menggunakan ParameterGrid yang mengakomodasi
train model dengan empat parameter yang dipilih untuk dioptimasi. Penelitian ini
menghasilkan model epidemiologi yang tingkat akurasinya dengan ukuran metriks
MAPE sebesar 20,81% untuk kasus harian dan 3,75% untuk kasus akumulatif.