Terminal Control Area/Terminal Manoeuvring Area (TMA) merupakan area pengendalian ruang udara yang sangat dinamis. Tugas mengatur rangkaian lalu lintas pesawat pada area ini merupakan salah satu tugas terkompleks dalam pengaturan lalu lintas udara, khususnya pada TMA bandara besar. Kompleksitas suatu sektor ruang udara dapat mempengaruhi beban kerja yang diterima oleh pemandu lalu lintas udara. Kemampuan untuk mengukur kompleksitas lalu lintas udara menjadi salah satu elemen inti sistem manajemen lalu lintas udara demi memastikan fungsi layanan Air Traffic Control berjalan dengan baik. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kompleksitas TMA bandara khususnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai salah satu bandara terpadat di Asia Pasifik, mengetahui pengaruh kompleksitas tersebut terhadap beban kerja yang diterima oleh pemandu, dan mengembangkan model simulasi lalu lintas udara yang mempertimbangkan faktor manusia yaitu pemandu dalam menjalankan tugasnya. Pemandu akan menerima penambahan waktu respons dalam memberikan resolusi konflik akibat dari kompleksitas. Metode yang akan digunakan adalah Analytic Hierarchy Process karena dapat memberikan pembobotan yang relevan untuk tiap faktor kompleksitas pada bandara terkait. Pemodelan dilakukan menggunakan Matlab dengan memodelkan peran pemandu yang hanya bisa melayani tugas telekomunikasi satu per satu dalam satu sektor. Hasil menunjukkan bahwa beban kerja pemandu yang dipengaruhi oleh kompleksitas tidak overload, namun terdapat tugas yang tidak terlayani karena pesawat sudah keluar sektor sebelum menerima pelayanan dari pemandu. Kompleksitas dan beban kerja hasil perhitungan menggunakan model tersebut dapat digunakan untuk menentukan kapasitas sektor.