digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Barkah
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Sungai terpanjang di Jawa Barat, Sungai Citarum, mengalir pada wilayah yang cukup luas yakni 12.000 KM². Sungai yang sudah ada ratusan tahun ini menjadi saksi bisu peradaban manusia di sekelilingnya. Sungai ini menjangkau dua provinsi yakni Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kini, Citarum merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang tak pernah berakhir. Dayeuhkolot merupakan salah satu kecamatan yang dilewati Sungai Citarum. Seiring bertambahnya waktu, Dayeuhkolot mengalami transformasi arsitektur dan budaya. Memiliki permasalahan utama banjir, dalam bahasan ini permasalahan tersebut dipecah menjadi dua yaitu kekumuhan riparian dan permasalahan penataan ruang dan alih fungsi lahan. Namun dikarenakan transformasi yang tidak terencana, di zaman kiwari, diperlukan perancangan transformasi arsitektur yang sejalan dengan rencana Citarum Harum untuk memperbaiki DAS. Bentuk transformasi yang dilakukan berupa pembuatan gabungan fungsi pemukiman vertikal low rise, masjid, area publik, dan fasum/fasos. Tujuan tersebut dicapai dengan biophilic attributes (arsitektur ekologis), restorasi badan sungai riparian eksisting sebagai upaya naturalisasi, compact living, dan lainnya. Rancangan ini akan menempati luas lahan 3,4 hektar di RW 14, Desa Citeureup, Jalan Raya Dayeuhkolot. Rancangan merupakan proyek fiktif yang melibatkan Menteri PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung dan CSR (Corporate Social Responsibility) Pihak Swasta. Rancangan mengacu pada Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2018 Pasal 12 (G) mengenai percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.