digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya DKI Jakarta yang telah berlangsung sejak bulan Maret 2020, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah DKI Jakarta dalam menangani dinamika kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Mulai dari penerapan PSBB, PPKM, hingga distribusi vaksinasi ke masyarakat yang selalu menuai pro dan kontra terutama di awal penerapan karena beragamnya asumsi dan informasi yang beredar di masyarakat, dan terkadang belum terbukti kebenarannya. Penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran dinamika kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan hubungannya dengan intervensi yang diberikan oleh pemerintah, tingkat kepatuhan masyarakat, dan kesiapan layanan kesehatan masyarakat dalam menangani pasien Covid-19 yang dilandasi oleh data-data dari sumber yang terpercaya. Penelitian ini dilakukan dengan membuat pemodelan yang berbasis persamaan diferens orde 40 yang bersifat nonlinear, time-varying dengan umpan balik positif. Model ini memanfaatkan 30 parameter, seperti kapasitas carrying capacity, alfa, tingkat penularan, tingkat ketahanan pasien pada setiap tahapan infeksi, durasi setiap tahapan infeksi, cakupan deteksi, dan lain-lain, sehingga cukup fleksibel untuk disesuaikan nilai setiap parameternya sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Selain itu, model ini juga mampu mengakomodasi dataset vaksinasi yang tersedia saat ini dengan penambahan parameter tingkat efikasi vaksin. Penelitian ini juga melakukan simulasi skenario protokol kesehatan yang tetap ketat dan melonggar terhadap penerapan vaksin saat ini, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penerapan vaksinasi tidak ada gunanya jika tidak diiringi protokol kesehatan yang ketat. Kemudian, pencarian parameter yang optimal untuk pengembangan model ini menggunakan ParameterGrid yang mengakomodasi train model dengan empat parameter yang dipilih untuk dioptimasi. Penelitian ini menghasilkan model epidemiologi yang tingkat akurasinya dengan ukuran metriks MAPE sebesar 20,81% untuk kasus harian dan 3,75% untuk kasus akumulatif