digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Wawan A K Conoras
PUBLIC Resti Andriani

Pulau Obi merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi sumberdaya nikel laterit. Secara administratif pulau Obi berada pada kabupaten Halmahera selatan, provinsi Maluku utara. Secara geologi, daerah tersebut berada pada jalur sebaran batuan Ofiolit (Peridotit) yang kaya akan bijih nikel. Namun secara lokal penyebaran nikel dipulau Obi relatif tidak terlalu homogen yang disebabkan dari proses pelapukan yang tidak merata (Muchsin, 1976). Pada kondisi tersebut sangat mempengaruhi dalam proses perencanaan dan penerapan metoda penambangan serta model sebaran kadar, sehingga membutuhkan analisa perhitungan dan permodelan tubuh endapan secara detail. Pemodelan endapan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam bidang eksplorasi terutama dalam penaksiran cadangan. Dari pemodelan tersebut akan diperoleh gambaran berbagai hal yang berkaitan dengan endapan tersebut, antara lain: konsentrasi kadar, sebaran potensi, dan bentuk endapan. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan geometri endapan bijih nikel laterit dengan metoda estimasi geostatistik OK (Ordinary kriging) dan simulasi SGS (Sequential Gaussian Simulation) kemudian dilakukan pembagian zonasi untuk dilakukan perhitungan sumberdaya serta klasifikasi sumberdaya berdasrkan data estimasi dan simulasi. Hasil analisis kadar pada Blok A dari metoda estimasi OK memperlihatkan nilai kadar rata-rata Ni sama dengan kadar rata-rata Ni hasil simulasi SGS. Sedangkan hasil analisis pada Blok B dari metoda OK memperlihatkan nilai kadar rata-rata Ni lebih tinggi dibandingkan kadar rata-rata Ni hasil simulasi SGS. Analisis perhitungan tonase sumberdaya Blok A memperlihatkan dari data estimasi OK jumlah tonase sumberdaya measured 414.016 ton, lebih rendah dibandingkan dari data simulasi SGS dengan jumlah tonase sumberdaya measured 1.097.906 ton. Analisis perhitungan tonase sumberdaya blok B juga memperlihatkan dari data estimasi OK, jumlah sumberdaya measured 5.875 ton lebih kecil dibandingkan jumlah tonase sumberdaya dari data simulasi SGS yang menampilkan jumlah tonase measured 189,766 ton.