Korban dan kerugian yang tidak dapat dihindari dari bencana tsunami, membuat
pengembangan sistem peringatan dan peredam gelombang sangat diperlukan.
Dalam hal ini simulasi menggunakan model matematika dapat menjadi salah satu
pertimbangan utama. Penelitian ini ingin melihat bagaimana longsoran dasar laut
mampu mempropagasi gelombang tsunami dan mengestimasi ketinggian
maksimum gelombang menggunakan pendekatan model matematika. Model yang
digunakan didasari persamaan air dangkal non-linier, yang kemudian diselesaikan
secara numerik menggunakan metode volume hingga pada grid setengahan. Kita
juga menurunkan solusi analitik menggunakan Transformasi Laplace-Fourier untuk
memvalidasi model sekaligus mempelajari fenomena tsunami akibat longsoran
dasar laut pada dasar rata. Skema numerik dari model yang digunakan kemudian
divalidasi dengan menyimulasikan dan membandingkan hasilnya dengan data
eksperimen, penggunaan model lain, dan solusi analitik. Setelah melakukan
validasi, skema tersebut kemudian digunakan untuk menyimulasikan tsunami oleh
longsoran dasar laut pada data topografi Pesisir Palu. Simulasi tersebut memberikan
hasil yang sangat baik, sehingga mampu mengestimasi amplitudo maksimum dari
tsunami Palu pada 2018 berdasarkan data.