digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dian Rahma Yoni
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dian Rahma Yoni
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kompleks Gunungapi Guntur-Kamojang merupakan rangkaian gunungapi aktif yang memiliki sistem geotermal di bawah permukaan. Hal ini ditandai oleh keberadaan manifestasi permukan dan anomali termal. Untuk mengidentifikasi sistem geotermal di lokasi penelitian, dilakukan pendekatan penginderaan jauh dan observasi geologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem geotermal dari data temperatur dari citra satelit ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) berbasis subsistem TIR (Thermal Infrared) dan observasi geologi. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi temperatur citra terkoreksi emisivitas (T-em), temperatur citra terkoreksi vegetasi (T-cveg), dan DNMLST (Daytime and Nighttime Mean Land Surface Temperature). Terdapat beberapa tahapan koreksi yang bertujuan untuk menghilangkan faktor yang mempengaruhi nilai temperatur. Hasil ekstraksi temperatur dari metode-metode ini dikorelasikan dengan data temperatur lapangan menggunakan persamaan regresi linear. Didapatkan hasil bahwa T-cveg merupakan hasil yang paling mendekati dengan temperatur yang sebenarnya. Didapatkan nilai temperatur tervalidasi (T-val) untuk lokasi penelitian adalah 10,7 – 34,4?. Anomali termal permukaan terkait dengan sistem geotermal teridentifikasi di enam lokasi, tiga diantaranya merupakan lokasi kemunculan manifestasi dan tiga lainnya merupakan anomali termal permukaan yang baru. Anomali termal di Kamojang dan Guntur merupakan zona upflow dari masing-masing sistem geotermal Guntur dan Kamojang dan anomali termal di Tarogong merupakan zona outflow dari sistem geotermal Guntur. Anomali lain yang teridentifikasi memiliki kemungkinan sebagai sistem geotermal hidden yang ditandai dengan temperatur permukaan yang tinggi tanpa manifestasi permukaan. Anomali termal permukaan dari sistem geotermal bisa berkaitan dengan proses konveksi, konduksi, dan radiasi elektromagnetik yang melewati batas geologi seperti kontak litologi dan struktur geologi.